Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Uji Agung Santosa
BANDUNG. Jawa Barat menjadi wilayah yang potensial untuk mendongkrak perekonomian Indonesia, sehingga bisa keluar dari perlambatan. Bank Indonesia (BI) bekerja sama dengan pemerintah daerah Jabar dan berbagai lembaga lainnya untuk meningkatkan ekonomi Jawa Barat.
Untuk itu BI dan Pemda Jawa Barat membentuk Forum Pengembangan Ekonomi Daerah atau West Java Incorporated (WJI). WJI adalah forum untuk mensinergikan peran BI, Pemda , Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), perbankan, sektor swasta serta instansi lainnya yang kondusif untuk meningkatkan daya saing Jawa Barat.
Ada empat komite yang ada dalam WJI yaitu komite perdagangan, investasi, keuangan, dan penyelesaian kasus perijinan. Komite ini akan saling sinergi untuk bisa mengatasi berbagai persoalan yang ada di 27 kabupaten kota Jawa Barat.
Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan basis ekonomi di wilayah Jawa Barat penting untuk mendorong perekonomian nasional. Jawa Barat mempunyai basis pertanian dan manufakturing yang kuat.
Pemulihan ekonomi yang sedang terjadi di Amerika dapat menjadi momentum bagi produk ekspor manufaktur Jawa Barat untuk berkembang lebih pesat lagi. Maka dari itu, melalui forum koordinasi WJI ini diharapkan investasi dan ekspor Jawa Barat dapat meningkat. Apalagi, Jawa Barat mempunyai infrastruktur yang relatif lebih baik sehingga dapat memberikan efisiensi yang lebih dibandingkan daerah lain.
"Kita penuhi kekuatan di area ekonomi kreatif terkait pertanian dan industri seperti tekstil. Ini adalah inisiatif kita untuk bisa perbaiki investasi," ujar Agus, Rabu (12/11).
Tidak heran BI menaruh perhatian khusus kepada Jawa Barat. Kontribusi pertumbuhan Jawa Barat terhadap PDB nasional mencapai kisaran 14%.
Kontribusi ekspor non migas mencapai 18% dan menjadi yang terbesar secara nasional. Sedangkan untuk inflasi menyumbang sekitar 18,5%. Pertumbuhan Jawa Barat pada triwulan III 2014 mencapai 5,6%, lebih tinggi dibanding Propinsi Banten dan Jawa Tengah yang masing-masing pertumbuhannya sebesar 5% dan 5,4%.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengakui, kemandirian ekonomi dan daya saing wilayah Jawa Barat perlu diperbaiki. Bagaimana peran pemerintah daerah, pemerintah pusat dan dunia usaha sangatlah penting untuk menghadapi perubahan ekonomi global terutama Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
Permasalahan birokrasi terkait perijinan investasi, menurut Ahmad, dengan adanya forum koordinasi WJI ini secara optimal dapat segera diatasi. "Peraturan daerah yang tumpang tindih akan segera kita identifikasi. Dibuka dan diselesaikan dalam forum ini," terang Ahmad.
Dirinya menjelaskan, industri manufaktur adalah industri yang akan ditonjolkan wilayah Jawa Barat. Pengelolaan hulu dan hilir dengan membangun pabrik bahan baku di wilayah Jawa Barat akan membantu perekonomian tanah air. Bagaimana produk ekspor yang dikemas bisa bernilai tambah tinggi dan menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih luas.
Ketua Umum Kadin Jawa Barat Agung Suryamal Sutisno mengakui banyak hal yang perlu diperbaiki untuk mendorong investasi di Jawa Barat. Di antaranya adalah hambatan perijinan, regulasi dan kepastian hukum. Di sisi lain, ada juga persoalan infrastruktur yang belum memadai dan produktivitas tenaga kerja berikut keahlian sumber daya manusia yang masih kurang.
Adanya forum WJI ini, menurut Agung, adalah hal yang positif untuk membanggun iklim investasi yang lebih baik lagi. "Peluang investasi di sini banyak. Ada energi, infrastruktur dan manufaktur," tandasnya.
Misalnya manufaktur. Industri ini menyumbang kurang lebih 40% dari total investasi di Jawa Barat. Bagaiman potensi ini dikembangkan dengan memiliki iklim investasi yang bagus adalah kunci untuk mendongkrak pertumbuhan Jawa Barat dan nasional secara keseluruhan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News