Reporter: Rizki Caturini | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. BPS DKI Jakarta menyebutkan jumlah penduduk miskin pada Maret 2016 mencapai 384.300 orang atau 3,75% dari jumlah keseluruhan penduduk Ibukota. Angka tersebut sedikit meningkat dibandingkan dengan keadaan pada September 2015 atau 3,61%. Namun angka kemiskinan menurun jika dibandingkan dengan kondisi Maret 2015 atau 3,93%.
Dinamika perekonomian DKI Jakarta turut berpengaruh terhadap kondisi kemiskinan tersebut. Presentase penduduk miskin dipengaruhi oleh garis kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, dan jumlah penduduk. Pada Maret 2016 inflasi garis kemiskinan turun menjadi 4,71% (yoy) dibandingkan September 2015 di 9,46% dan Maret 2015 di 8,84%.
"Penurunan tidak terlepas dari upaya Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menjaga inflasi Jakarta tetap rendah dan terkendali," ujar Doni P. Joewono, Direktur Kelapa Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta dalam rilis (1/8).
Menurunnya pertumbuhan garis kemiskinan dikontribusi oleh penurunan pertumbuhan garis kemiskinan kelompok makanan, seiring terkendalinya harga beras yang merupakan komoditas penyumbang utama. Sementara itu, pertumbuhan garis kemiskinan nonmakanan masih mengalami peningkatan, seiring masih tingginya biaya sewa perumahan di Jakarta. Sehingga penyediaan Rusunawa (rumah susun sederhana sewa) merupakan salah satu alternatif upaya menurunkan biaya sewa rumah di Jakarta.
Di sisi lain, kinerja ekonomi DKI Jakarta yang tumbuh lebih rendah pada triwulan I 2016 turut memengaruhi meningkatnya presentase penduduk miskin, terkait terbatasnya perbaikan pendapatan. Selain itu, sebagai faktor pembagi dalam perhitungan presentasi penduduk miskin, turunnya pertumbuhan jumlah penduduk pada periode tersebut juga turut berpengaruh terhadap peningkatan prosentasi penduduk miskin pada periode ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News