Sumber: Kompas.com | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Pengamat politik dari Populi Center Nico Harjanto menilai, wacana Komjen Budi Gunawan sebagai Wakil Kepala Polri akan membawa imej negatif atas kepercayaan publik terhadap Polri. Oleh sebab itu, menurut dia, sebaiknya Budi Gunawan tidak menuruti dorongan untuk menjadi Wakapolri.
"Pak (BG) Budi Gunawan, tolong jangan turuti dorongan-dorongan Bapak untuk jadi Wakapolri," ujar Nico kepada Kompas.com, Selasa (7/4).
Nico berpendapat, Budi seharusnya memerhatikan kepercayaan publik kepada institusinya. Kepercayaan publik, menurut Nico, kunci keberhasilan kerja polisi dalam melayani masyarakat.
"Mestinya, sebagai Bhayangkara yang baik, beliau bisa mengabdi di mana saja yang tidak menambah masalah di publik dan dapat jadi contoh bagi Bhayangkara muda lainnya bahwa jabatan bukanlah segalanya dan kepentingan bangsa harus di atas kepentingan pribadi atau kelompok, apalagi dorongan seseorang atau pihak tertentu," ujar Nico.
Nico menyarankan Budi fokus mengabdi pada peran lain Polri, di antaranya dengan pendirian badan baru, seperti badan perencanaan reformasi kepolisian atau penugasan di satuan lain.
"Yang jelas di jabatan-jabatan tersebut, Beliau itu nyaman dan optimal bekerja. Sulit juga kan jadi Wakapolri, tapi digoyang sana-sini, ya mendingan jabatan lain saja," ujar Nico.
Diberitakan sebelumnya, pasca pertemuan konsultasi antara Presiden Joko Widodo dan Pimpinan DPR terkait pencalonan Komjen BAdrodin Haiti sebagai Kapolri, muncul wacana Budi Gunawan akan mendampingi sebagai Wakapolri. Hal itu juga disampaikan Kepala Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Anton Charliyan, Senin (6/4).
Sementara itu, Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Rikwanto mengatakan, pencalonan Budi sah-sah saja dan tidak melanggar aturan.
"Setiap anggota kepolisian pangkat bintang tiga punya kesempatan yang sama jadi Kapolri. Yang jelas tidak cacat dalam karier dan layak dicalonkan, meski yang memutuskan tetap presiden," ujar Rikwanto. (Fabian Januarius Kuwado)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News