kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Berkah El Nino, KKP targetkan perikanan tumbuh 12%


Jumat, 26 Juni 2015 / 15:28 WIB
Berkah El Nino, KKP targetkan perikanan tumbuh 12%


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Fenomena cuaca ekstrem yang dikenal dengan El Nino mulai terasa di sejumlah wilayah di Indonesia. Cuaca ekstrem ini diprediksi akan merusak sebagian tanaman pangan di sejumlah wilayah di Indonesia, kendati dampaknya tidak signifikan.

Kendati begitu, musim kering yang panjang dengan suhu dingin di kawasan perairan Samudra Hindia ini membawa berkah tersendiri bagi produk perikanan.

Menteri Kelautan dan Perikanan (MKP) Susi Pudjiastuti mengatakan KKP akan memanfaatkan kondisi ini untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi di sektor kelautan dan perikanan. Ia optimis, sektor perikanan dapat tumbuh 12% sampai akhir tahun 2015.

Dimana pada awal tahun 2015 KKP mengklaim pertumbuhan ekonomi di sektor kelautan dan perikanan mencapai 8,9%. "Saya berharap El Nino membawa blessing in disguise bagi perikanan, karena akan membuat pasokan ikan melimpah luar biasa," ujar Susi, Jumat (26/6).

Susi menjelaskan penurunan suhu di kawasan perairan Samudra Hindia membuat populasi berbagai jenis ikan dan udang menjadi berlimpah. Dengan melimpahnya pasokan ini, maka otomatis hasil tangkapan bisa ditingkatkan sehingga membuat produksi ikan dapat terkerek naik hingga 12% sampai akhir tahu.

Seperti diketahui, El Nino ini diprediksi terjadi di wilayah Indonesia mulai Juni hingga November 2015.

Selain itu, KKP juga berjanji tetap berkomitmen dalam menangani Illegal, unreported and unregulated (IUU) fishing melalui kebijakan moratorium perizinan kapal eks asing yang diberlakukan sejak November 2014.

Kebijakan ini telah berhasil mengungkap adanya banyak kasus pelanggaran hukum, seperti kasus perbudakan di Benjina, Maluku, kasus penyelundupan binatang langka dan barang-barang lainnya.

Kebijakan ini juga dinilai telah menimbulkan fakta baru yang cukup mengejutkan di mana ada 280 kapal yang tidak memiliki asal-usul negara yang jelas (certificate of origin). Padahal, setiap kapal diwajibkan memiliki sertifikat, khususnya asal negara pembuatnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×