kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.169   31,00   0,19%
  • IDX 7.058   73,96   1,06%
  • KOMPAS100 1.054   13,96   1,34%
  • LQ45 829   11,79   1,44%
  • ISSI 213   1,14   0,54%
  • IDX30 423   7,19   1,73%
  • IDXHIDIV20 510   7,90   1,57%
  • IDX80 120   1,68   1,41%
  • IDXV30 125   0,79   0,63%
  • IDXQ30 141   2,08   1,50%

Beras Langka di Ritel Modern, Ini Penjelasan Bulog


Rabu, 28 Februari 2024 / 18:42 WIB
Beras Langka di Ritel Modern, Ini Penjelasan Bulog
ILUSTRASI. sejumlah ritel modern masih mengalami beras langka


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam beberapa waktu terakhir, harga beras terus berada di level tertinggi. Di sisi lain, kelangkaan beras premium di ritel modern masih berlanjut. 

Merespon hal ini, Direktur Bisnis Perum Bulog, Febby Novita menjelaskan bahwa pihaknya sudah mulai membanjiri kembali ritel modern. Hanya saja menurutnya setiap ritel modern memiliki aturan tersendiri terkait kirim barang di setiap cabangnya. 

"Saya ngobrol dengan orang Alfamart, ternyata mereka punya SOP pengiriman pre order 3-4 hari sekali. Sementara Bulog distribusi beras di center mereka karena kita tidak mungkin datengin satu-satu cabang," jelas Febby di Pasar Induk Beras Cipinang, Rabu (28/2). 

Febby menjelaskan, kasus di Alfamart sebetulnya sudah banyak stok dari Bulog yang di kirim di kantor pusat distribusi. Namun, pengiriman ke masing-masing cabang memerlukan waktu selama 3-4 hari. 

Baca Juga: Masih Langka, Stok Beras di Retail Modern Sering Kosong

Selain itu, ia mengatakan ada kasus beberapa brand pengusaha swasta yang memang menahan produksinya lantaran kenaikan biaya produksi. 

Sementara pengusaha terikat dengan aturan Harga Eceran Tertinggi (HET). Sehingga pelaku usaha membatasi penjualan ke ritel modern. 

"Kalau pelaku beli beras harga gabahnya Rp 8000/kg terus dia produksi jari Rp 16.000/kg terus dia harus jual rugi jadi Rp 13.000 per kg (HET), kan dia juga jadi mikir. Maka dari itu mending dia gak ngisi di ritel, karena ritel modern kan enggak boleh dijual di atas HET," pungkas Febby. 

Diketahui, beberapa waktu terakhir masyarakat memang dihebohkan dengan kekosongan stok beras di pasar modern. 

Temuan Tim Satgas Pangan Bareskrim Mabes Polri Brigjen Pol Assegaf menyatakan alasan kelangkaan beras di ritel lantaran para produsen lebih tertarik untuk memasok beras premium hasil olahannya ke pasar tradisional ketimbang di ritel. Hal itu lantaran harga yang dilepas ke pasar tradisional lebih tinggi jika dibandingkan dilepas ke ritel. 

"Stok beras di gudang distribusi center dan outlet ritel modern minim namun di pasar tradisional mencukupi. Itu lantaran produsen beras cenderung memasok beras premium ke pasar tradisional dibandingkan ke ritel modern karena harga lebih kompetitif,” ujarnya dalam rapat koordinasi pengendalian inflasi pangan, Senin (26/2). 

Baca Juga: Lonjakan Harga Beras Dipicu Masalah Produksi Dalam Negeri

Assegaf memaparkan, berdasarkan hasil tinjauan Satgas Pangan, stok beras di ritel modern di beberapa wilayah masih minim yakni di wilayah Jawa Tengah, DKI Jakarta, dan Banten. 

Di Jawa Tengah per tanggal 22 Februari, stok beras yang ada di gudang Bulog Jateng mencapai 91.127 ton sementara stok beras yang disimpan di gudang ritel modern hanya mencapai 760 ton. 

Kemudian di kawasan DKI Jakarta dan Banten stok penyimpanan beras di gudang Bulognya mencapai 20.701 ton dan stok yang disimpan di gudang ritel modern hanya mencapai 631 ton. 

“Sehingga dengan demikian stok beras medium dan premium di wilayah DKI mencukupi di pasar tradisional namun kurangnya pasokan beras premium ke ritel modern,” jelas Assegaf. 

“Sedangkan untuk daerah Banten, beras premium dan medium (SPHP) di ritel modern kosong dan untuk di pasar tradisional banyak dibanjiri beras medium dan beras premium minim,” sambungnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×