kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Berakhirnya Lockdown China Perbaiki Masalah Rantai Pasok Global


Kamis, 26 Januari 2023 / 18:26 WIB
Berakhirnya Lockdown China Perbaiki Masalah Rantai Pasok Global
ILUSTRASI. Pembukaan kembali China setelah kebijakan Nol Covid-19, akan berkontribusi menekan inflasi global. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/YU


Reporter: Bidara Pink | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mengungkapkan, pembukaan kembali China setelah kebijakan Nol Covid-19, akan berkontribusi menekan inflasi global. 

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, kembali meningkatnya aktivitas ekonomi di China akan memperbaiki masalah rantai pasok global. 

"Pembukaan kembali China akan mengurangi tekanan global dalam hal rantai pasok. Terutama, ada logistik," tutur Perry dalam pembukaan BI Annual Investment Forum, Kamis (26/1). 

Baca Juga: Pariwisata Pulih, Saham Perusahaan China di Bursa Hong Kong Lanjut Reli

Perry bilang, dengan China mulai membuka diri, maka logistik pengiriman barang akan lebih lancar. Terlebih, logistik sempat tersendat akibat ketegangan geopolitik. Dengan demikian, harapannya, tekanan harga di pangan dan energi akan mulai melandai pada tahun 2023. 

"Kalau kami melihat dalam jangka pendek, ini akan memberi dampak melandainya harga pangan, terutama di negara berkembang," tambahnya. 

Selain disrupsi rantai pasok yang berkurang, pembukaan ekonomi China juga akan menyundut perekonomian global. Terlebih, China memegang porsi kurang lebih 15% terhadap produk domestik bruto (PDB) dunia. 

Baca Juga: Bos BI Sebut China Bisa Jadi Penyelamat Resesi Global, Tapi Ada Syaratnya

Kata Perry, bila China berhasil tumbuh sekitar 5% YoY hingga 5,2% YoY, maka ini akan bisa menjadi pengganti pertumbuhan Amerika Serikat (AS), Uni Eropa, dan Inggris yang terancam resesi. 

Namun hingga saat ini, Perry memperkirakan perekonomian China 2023 tumbuh sebesar 3,6% YoY. Bila pembukaan kembali China berjalan dengan mulus, maka China mungkin tumbuh di kisaran 5% YoY. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×