Reporter: Grace Olivia | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat realisasi belanja subsidi oleh pemerintah hingga Juli lalu mencapai Rp 92,2 triliun.
Belanja subsidi mengalami pertumbuhan 0,98% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yaitu Rp 91,3 triliun.
Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu Askolani merinci, belanja subsidi terdiri dari subsidi energi sebesar Rp 68,1 triliun dan subsidi non-energi sebesar Rp 24,1 triliun.
Baca Juga: Belanja pemerintah pusat capai Rp 761,5 triliun hingga Juli
Belanja subsidi energi untuk bahan bakar minyak (BBM) dan LPG Tabung 3 Kg tercatat sebesar Rp 41,5 triliun. Sementara, subsidi listrik sebesar Rp 26,6 triliun.
“Untuk subsidi energi sampai dengan Juli Rp 68,1 triliun ini realisasinya lebih kecil dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 71 triliun,” tutur Askolani, Senin (26/8).
Baca Juga: Penerimaan masih lemah, defisit APBN mencapai 183,7 triliun hingga Juli
Namun, realisasi subsidi non-energi naik Rp 900 miliar atau 19% yoy lantaran naiknya belanja subsidi pajak dan public service obligation (PSO) PT Pelni sebagai dampak perbaikan administrasi pencairan subsidi.
Askolani mengatakan, tren belanja subsidi hingga Juli lalu tidak mengalami banyak perubahan, khususnya subsidi energi. Dengan kondisi harga minyak mentah yang lebih rendah dari asumsi yaitu hanya US$ 62,9 per barel secara year-to-date (ytd), realisasi subsidi cenderung lebih rendah dari tahun lalu.
Baca Juga: Menelisik kualitas belanja negara
“Sehingga kita harapkan subsidi energi akan mengalami penghematan di pengujung tahun untuk membantu mengendalikan APBN kita di 2019 ini,” tandas Askolani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News