kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Belanja Pemilu Tahun 2024 Diproyeksi Lebih Tinggi dari Sebelumnya, Ini Pemicunya


Kamis, 12 Januari 2023 / 12:31 WIB
Belanja Pemilu Tahun 2024 Diproyeksi Lebih Tinggi dari Sebelumnya, Ini Pemicunya
ILUSTRASI. Warga berbelanja pakaian di sebuah pasar tradisional di Jakarta, Kamis (4/4). Belanja Pemilu Tahun 2024 Diproyeksi Lebih Tinggi dari Sebelumnya, Ini Pemicunya,


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Mandiri Sekuritas optimistis belanja terkait pemilihan umum pada periode ini akan lebih besar dari sebelum-sebelumnya. 

Kepala Ekonom Mandiri Sekuritas Leo Putera Rinaldy mengatakan, ini seiring dengan Indonesia yang akan melakukan 3 pemilu pada tahun 2024. 

"Pada tahun 2024, Indonesia akan melakukan tiga pemilu sekaligus. Pemilihan presiden, pemilihan DPR maupun DPRD, dan pilkada serentak," tutur Leo dalam pertemuan dengan media, Selasa (10/1). 

Dengan kondisi ini, Leo melihat potensi tambahan uang yang jumbo menuju pemilu tahun 2024. 

Baca Juga: Belanja Pemilu Bakal Dorong Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga 2023

Terlebih, pilkada yang dilakukan pada tahun 2024 juga mencakup daerah di Pulau Jawa yang memegang kurang lebih 60% perekonomian Indonesia. 

Dari hitungan Leo, total tambahan uang jelang pemilu bisa mencapai Rp 118,9 triliun hingga Rp 270,3 triliun, atau sekitar 0,6% hingga 1,3% produk domestik bruto (PDB). 

Tambahan uang tersebut merupakan efek multiplier dari dana yang digelontorkan para kandidat saat kampanye. 

90% dana tersebut akan berputar pada semester II-2023. Ini juga seiring dengan pola musiman, di mana belanja terkait pemilu biasanya deras pada dua kuartal menjelang pelaksanaan. 

Apalagi, pemilihan umum pertama tahun depan, yaitu pemilihan presiden dan wapres, akan diselenggarakan pada Februari 2024 atau di kuartal I-2024. 

Baca Juga: Demi Menggenjot Ekonomi, Xi Jinping Harus Merangsang Konsumsi Rumah Tangga China

Ini kemudian menjadi hal positif bagi pertumbuhan konsumsi rumah tangga. Leo memperkirakan, belanja pemilu akan menjadi salah satu pendorong konsumsi rumah tangga 2023 tumbuh kuat. 

Dari perhitungannya, pertumbuhan konsumsi rumah tangga tahun ini sebesar 5,28% yoy. Lebih tinggi dari perkiraan pertumbuhan konsumsi rumah tangga 2022 yang sebesar 4,91% yoy. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×