kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.905.000   17.000   0,90%
  • USD/IDR 16.296   -70,00   -0,43%
  • IDX 7.065   -110,75   -1,54%
  • KOMPAS100 1.025   -19,53   -1,87%
  • LQ45 796   -18,81   -2,31%
  • ISSI 225   -1,20   -0,53%
  • IDX30 416   -10,01   -2,35%
  • IDXHIDIV20 494   -14,82   -2,91%
  • IDX80 115   -2,20   -1,87%
  • IDXV30 119   -2,04   -1,69%
  • IDXQ30 136   -3,44   -2,46%

Belajar revitalisasi angkutan umum dari Semarang


Rabu, 25 Oktober 2017 / 16:09 WIB
Belajar revitalisasi angkutan umum dari Semarang


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kota Semarang bisa jadi acuan bagi daerah-daerah lain di Indonesia yang ingin merevitalisasi angkutan umum di daerahnya.

Sebab Kota Semarang kini jadi salah satu benchmark oleh Kementerian PPN/Bappenas dan Kementerian Perhubungan yang dinilai berhasil merevitalisasi angkutan umum.

"Kita bersama Bappenas memberikan guidance, kepada daerah untuk melaksanakan revitalisasi angkutan kota dari contoh daerah yang sudah berhasil seperti Semarang, Solo," kata Ahmad Yani, Kepala Subdirektorat Bimbingan Kepengusahaan Direktorat Jenderal Hubungan Darat Kemenhub, kepada Kontan.co.id di sela acara Sharing Session Revitalisasi Angkutan Umum, Rabu (25/10) di Kementerian PPN/Bappenas.

Salah satu keberhasilan Kota Semarang misalnya hadir saat membentuk manajemen angkutan yang efektif dan efisien. Dimana para supir angkutan umum di sana telah membentuk Badan Hukum.

Tak sampai di sana, bahkan badan hukum yang dibentuk tersebut diintegrasikan dengan program tranposrtasi massal Pemkot Semarang yaitu Bus Rapid Transportation (BRT) Trans Semarang.

"Mengapa pengembangan trans Semarang tak dapat tantangan seperti daerah lain. Karena pelakunya adalah para supir angkutan umum itu sendiri," kata Joko Santoso, Kepala Bidang Angkutan Dinas Perhubungan Kota Semarang.

Dia mencontohkan misalnya, di Koridor 2 Trans Semarang Terboyo-Ungaran kini dioperasikan oleh Konsorsium yang berasal dari supir angkutan umum yang berada di trayek tersebut.

"Jadi semua angkutan umum yang berada di trayek tersebut membentuk badan hukum kemudian mereka melelang dengan afirmatif policy, mereka yang jadi supir trans Semarang sebelumnya adalah supir angkot," jelas Joko.

Ade Bhakti, Kepala BLU UPTD Trans Semarang mengatakan dari enam koridor yang dimiliki Trans Semarang kini, empat koridor telah menerapkan mekanisme pelibatan para supir angkutan tersebut.

"Ke depan rencananya memang akan ditingkatkan. Kalau penambahan koridor sendiri tahun depan ada satu tambah. Dan totalnya hingga 2021 kita targetkan akan ada 12 koridor," terang Adhi kepada Kontan.co.id dalam kesempatan yang sama.

Adhi menjelaskan setiap harinya rata-rata penumpang Trans Semarang mencapai 25 ribu orang. Sementara hingga September 2017 Total penumpang Trans Semarang telah mencapai 6,5 juta orang yang lebih dari 25% berasal dari pelajar.

Akur dengan Transportasi Online

Selain soal pelibatan supir angkutan umum, beberapa hal yang laik ditiru dari Kota Semarang adalah bagaimana Pemkot dapat meminimalisir gesekan antara transportasi online dan konvensional.

Joko menyebut hal tersebut terjadi lantaran telah ada tempat-tempat khusus bagi transportasi online yang disediakan oleh Pemkot Semarang.

"Semarang tidak ada gesekan dengan transportasi online, karena ojek misalnya di st poncol ini punya gojek sudah ada tempatnya dan mereka tidak boleh ambil penumpang di luar yang telah ditentukan," jelas Joko.

Meski demikian, Joko sendiri mengakui perutumbuhan transportasi online memang sulit dibendung. "Ya bagaimana, Rp 5 juta sudah bisa DP (Daihatsu) Sigra," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×