kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.855   57,00   0,36%
  • IDX 7.134   -26,98   -0,38%
  • KOMPAS100 1.094   -0,62   -0,06%
  • LQ45 868   -3,96   -0,45%
  • ISSI 217   0,66   0,31%
  • IDX30 444   -2,90   -0,65%
  • IDXHIDIV20 536   -4,36   -0,81%
  • IDX80 126   -0,06   -0,05%
  • IDXV30 134   -2,14   -1,58%
  • IDXQ30 148   -1,23   -0,83%

Beberkan Masalah Inflasi, Chatib Basri: Saya Khawatirkan Kenaikan Harga Beras


Selasa, 24 Oktober 2023 / 16:44 WIB
Beberkan Masalah Inflasi, Chatib Basri: Saya Khawatirkan Kenaikan Harga Beras
ILUSTRASI. Komisaris Utama PT Bank Mandiri (Persero) Chatib Basri berbicara dalam diskusi panel pertama pada ASEAN Investment Forum hari kedua di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta, Minggu (3/9/2023). Media Center KTT ASEAN 2023/Aditya Pradana Putra/pras.


Reporter: Nindita Nisditia | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Senior Chatib Basri mengatakan, permasalahan inflasi saat ini muncul dari berbagai faktor, terutama kenaikan harga beras.

Menurut Chatib, gejolak harga komoditas pangan, khususnya beras, merupakan persoalan yang patut dikhawatirkan dalam mendorong kenaikan inflasi, dibandingkan dengan pengaruh dari kebijakan moneter.

Seperti diketahui, BI resmi mengumumkan kenaikan suku bunga BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) 25 basis poin menjadi 6%.

Selain itu, pembatasan ekspor dari negara dengan konsentrasi produk agrikultur, energi, dan mineral seperti India dalam kaitannya dengan beras menurut Chatib juga turut memperparah kondisi, apalagi bersamaan dengan kenaikan harga minyak.

Baca Juga: Indonesia Tak Raih Dana Pandemi Pada Putaran Pertama, Ini Respons Kemenkeu

“Kalau BI ngak bisa address issue ini dari monetary policy, problemnya dari supply side, maka mau tidak mau solusinya harus datang dari fiskal dan juga dari perdagangan,” kata Chatib dalam kegiatan BNI Investor Daily Summit 2023, Selasa (24/10).

Dengan demikian, menurut Chatib pemerintah harus mengantisipasi kenaikan inflasi ini dengan perlindungan kepada kelompok rentan terhadap kenaikan harga makanan, khususnya beras.

“Saya tidak khawatir kenaikan BBM, yang saya khawatirkan adalah kenaikan harga beras, karena itu sangat sensitif secara politik,” ujar Chatib.

Permasalahan lainnya menurut penemuan Chatib adalah sifat kebijakan fiskal di Indonesia yang procyclical terhadap harga minyak dan harga komoditas.

“Ketika harga komoditas naik, harga energinya naik, saat yang sama burden dari subsidinya itu mengalami peningkatan, kecuali kalau pemerintah itu mau naikin harga BBM, jadi less likely ini beberapa bulan sebelum pemilu,” katanya.

Baca Juga: Perkuat OJK, Dewan Komisioner Ditambah

Chatib berpendapat, masih ada ruang untuk meningkatkan alokasi budget untuk subsidi pangan karena sampai bulan Agustus 2023, realisasi Anggaran Pendapatan Belanja dan Negara (APBN) tercatat masih surplus.

“Kalau BBM-nya tetap di subsidi, maka implikasinya pada current account karena harga BBM-nya murah, impornya terus naik, maka defisitnya akan naik, maka exchange rate nya akan kena, jadi ini situasi yang sangat kompleks sebelumnya,” imbuh Chatib

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×