kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.934.000   -11.000   -0,57%
  • USD/IDR 16.341   42,00   0,26%
  • IDX 7.548   17,06   0,23%
  • KOMPAS100 1.046   -5,00   -0,48%
  • LQ45 795   -5,24   -0,66%
  • ISSI 252   0,39   0,16%
  • IDX30 410   -3,35   -0,81%
  • IDXHIDIV20 473   -6,09   -1,27%
  • IDX80 118   -0,64   -0,54%
  • IDXV30 121   -0,82   -0,67%
  • IDXQ30 131   -1,12   -0,84%

Bea masuk dihapus, Indonesia tidak merugi


Sabtu, 22 Januari 2011 / 09:47 WIB


Reporter: Bambang Rakhmanto | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Dalam waktu dekat, pemerintah akan menghilangkan bea masuk untuk beberapa komoditi. Meskipun bea masuk dihapuskan, pemerintah membantah jika negara mengalami kerugian.

Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengungkapkan, tidak ada potential lost dalam kebijakan pemerintah ini. “Instrumen bea masuk itu kayaknya terlalu tidak seimbang dilihatnya. Ada 1.000 lebih bea masuk yang turunkan, ada juga yang dinaikkan. Jadi biarkan saja tim tarif itu melakukan kajiannya,” ucapnya, Jumat (21/1).

Pos tarif yang akan di hapuskan ada banyak, tepatnya ada 1.100. “Kita harus pertimbangkan market agar bisa lebih stabil, selain itu kita juga mesti jaga petani kita mesti agar menjadi yang lebih baik,” akunya.

Dengan penghapusan bea masuk apakah negara akan kekurangan pendapatan, Agus kembali membantahnya. "Ya kita musti hitung dengan baik. Kemarin ini yang terkait dengan pangan karena kita ingin menjaga inflasi. Tetapi kalau untuk yang lainnya kita harus diskusikan dulu. Makanya kita musti jaga supaya seimbang antara kemajuan industri, kesehatan bisnis, dan penerimaan negara. Kita juga ingin industri maju kok. Kalau seandainya ada perubahan, mohon dilihat secara positif,” urainya.

Hal senada juga diungkapkan Dirjen Bea dan Cukia Thomas Sugijata. “Saya kira tidak ada pengaruhnya karena sebelumnya sudah nol persen, dan kebetulan sebeagian besar barang yang termasuk FTA sudah dibebaskan bea masuknya,” tutur Thomas. Menurut Thomas, jika ada potensi kehilangan, kebijakan tersbeut akan ditinjau ulang kembali.

Thomas memaparkan, target penerimaan negara dari bea masuk sebesar Rp 16 triliun hingga Rp 17 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×