Bea Cukai Teken Kesepakatan dengan Jepang, Biaya Logistik Bisa Turun

Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) menandatangani Mutual Recognition Arrangement (MRA) on Authorized Economic Operator (AEO) dengan Japan Customs and Tariff Bureau (JCTB). 

Penandatanganan dilakukan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Djaka Budhi Utama dan Dirjen JCTB Teraoka Mitsuhiro di Paviliun Indonesia, Expo 2025 Osaka, Kansai, Jepang.

Kepala Subdirektorat Humas dan Penyuluhan Bea Cukai Budi Prasetiyo menjelaskan, kerja sama ini menjadi bukti komitmen Bea Cukai dalam memperkuat hubungan internasional dan mewujudkan visi sebagai institusi kepabeanan dan cukai terkemuka di dunia.

"Melalui kerja sama seperti ini, Bea Cukai berupaya memperkuat hubungan bilateral, meningkatkan kepercayaan antarotoritas kepabeanan, dan menciptakan sistem perdagangan internasional yang lebih aman serta efisien,” ujar Budi dalam keterangannya, Selasa (14/10/2025).

Baca Juga: Purbaya Luncurkan Layanan Aduan Pajak dan Bea Cukai via WhatsApp

Program Authorized Economic Operator (AEO) merupakan inisiatif global dari World Customs Organization (WCO) yang memberikan kemudahan bagi pelaku usaha yang memenuhi standar keamanan rantai pasok dan kepatuhan kepabeanan.

Melalui MRA, dua negara sepakat untuk saling mengakui sertifikasi AEO dan memberikan perlakuan kemudahan yang setara bagi perusahaan yang telah tersertifikasi di masing-masing negara.

Sebelum MRA ini disahkan, Bea Cukai dan JCTB telah menandatangani Joint Action Plan on AEO MRA pada April 2024 di Sydney, Australia. 

Tahapan selanjutnya dilakukan melalui Joint Validation Visit (JVV) pertama di Indonesia pada September 2024, disusul JVV balasan oleh Bea Cukai ke Jepang pada Januari 2025. Setelah proses validasi selesai, kerja sama akhirnya diresmikan pada Oktober 2025.

Budi menyebutkan, MRA Indonesia–Jepang ini merupakan MRA keenam yang dimiliki oleh Bea Cukai, setelah sebelumnya menjalin kerja sama serupa dengan Korea Selatan, Uni Emirat Arab, Hongkong, ASEAN, dan Australia.

"Dengan bergabungnya Jepang, posisi Bea Cukai semakin kuat dalam jaringan kepabeanan internasional yang diakui secara global," katanya.

Dari sisi ekonomi, kerja sama ini dipandang strategis. Dalam lima tahun terakhir, neraca perdagangan Indonesia–Jepang selalu menunjukkan tren surplus, terutama dari sektor nonmigas. 

Jepang juga konsisten menjadi mitra dagang utama Indonesia, menempati posisi tiga besar baik dari sisi ekspor maupun impor. 

Baca Juga: BPN Batal Dibentuk, Menkeu Purbaya: Pajak dan Bea Cukai Tetap di Kemenkeu

Selain itu, pemanfaatan Indonesia–Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA) dalam transaksi impor tercatat sebagai salah satu yang tertinggi di antara seluruh perjanjian perdagangan bebas (FTA) yang dimiliki Indonesia.

Melalui MRA ini, pelaku usaha yang tergabung dalam AEO Indonesia akan memperoleh berbagai manfaat, termasuk percepatan proses kepabeanan, pengurangan pemeriksaan fisik barang, dan peningkatan kepercayaan dari mitra dagang Jepang. 

Diharapkan, hal ini akan memperlancar arus logistik, menekan biaya perdagangan, dan meningkatkan daya saing ekspor Indonesia di pasar global.

Budi menegaskan, MRA ini bukan hanya sekadar pengakuan timbal balik, tetapi juga simbol kolaborasi strategis dua negara.

"Kami berharap AEO Indonesia dapat semakin kompetitif dan berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi nasional," imbuhnya.

Selanjutnya: Elon Musk Berjuang Kembalikan Paket Gaji Rp929 Triliun dari Tesla

Menarik Dibaca: Ditusi Berawal dari Toko Komunitas Gamer Jadi Platform Top Up Game

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News