kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Basuki: Jokowi sempat ingin mundur


Rabu, 30 April 2014 / 06:36 WIB
Basuki: Jokowi sempat ingin mundur
ILUSTRASI. Kylian Mbappe masuk daftar pencetak gol terbanyak, siapa yang akan dapat tropi Sepatu Emas?


Sumber: Kompas.com | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dalam sebuah perbincangan pernah menyatakan kemungkinan mundur dari posisi DKI-1 tersebut. Ini penuturan Basuki soal perbincangan tersebut.

Basuki mengatakan, perbincangan bermula dari keinginannya agar Jokowi tak mengambil cuti panjang menyusul adanya penetapan Jokowi menjadi bakal calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjungan.

"Saya katakan, 'Kalau bapak cuti panjang itu akan merepotkan'," ujar Basuki saat bertandang ke Harian Kompas, Selasa (29/4). Bila Jokowi cuti panjang maka Basuki akan menjadi pelaksana harian (plh) Gubernur DKI.

"Plh tidak bisa tanda tangan semua surat, kalau mimpin rapim (rapat pimpinan) tidak bisa memutuskan. Kecuali dia kasih surat kuasa ke saya," tutur Basuki menjelaskan alasan cuti panjang Jokowi bakal merepotkan.

Dengan pertimbangan itu, Basuki mengaku memberikan beberapa saran kepada Jokowi. "Saran saya, beliau jangan cuti panjang. Boleh cuti panjang tapi tiap Senin atau Selasa harus masuk sehingga rapim masih berjalan seperti biasa, tidak betul-betul ditinggal," sebut dia.

Atas permintaan dan pendapat itu, menurut Basuki Jokowi justru menyatakan kemungkinan dia mengundurkan diri dari posisi gubernur. "Beliau sempat tanya, 'Apa saya tidak berhenti saja supaya lebih gentleman?' Beliau ngomong gitu."

Namun, Basuki pun menolak kemungkinan Jokowi mengundurkan diri tersebut. "Saya jawab, 'Saya kan tidak ada bemper, Pak, kalau Bapak berhenti. Kalau Bapak berhenti kan Bapak belum jadi presiden. (Padahal) kalau Bapak tidak jadi presiden, tetap bisa jadi bemper sebagai DKI 1. Saya sih lebih suka kaya gini, ada bemper'," aku dia.

Menurut Basuki, Jokowi melontarkan kemungkinan mengundurkan diri juga berlandaskan pertimbangan etika politik. Namun, lagi-lagi Basuki meminta Jokowi tak mengkhawatirkan soal itu. "Saya bilang, 'Nanti saya yang jawab, Pak, kalau saya yang butuh Bapak. Kalau saya jadi sasaran tembak nanti repot,'," ujar dia.

Basuki mengatakan sampai sekarang Jokowi belum menjawab lagi pendapat dan sarannya itu. Menurut dia, saat itu Jokowi hanya memberikan senyuman sebagai jawaban. Karenanya, Basuki mengaku tak tahu apa keputusan yang akan diambil Jokowi soal hal ini.

"Beliau cuma ketawa-tawa dan senyum-senyum. Saya bahkan tidak tahu maksud senyumnya itu. Saya tidak tahu. Tapi saya pikir beliau mempertimbangkan apa yang saya bilang tadi (tidak mundur dan tidak mengambil cuti panjang). Atau kalaupun ambil cuti panjang, (Jokowi) beri saya surat kuasa," kata Basuki.  (Alsadad Rudi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×