kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.115.000   10.000   0,48%
  • USD/IDR 16.454   4,00   0,02%
  • IDX 8.025   67,48   0,85%
  • KOMPAS100 1.124   9,97   0,90%
  • LQ45 815   8,29   1,03%
  • ISSI 276   2,50   0,91%
  • IDX30 424   4,41   1,05%
  • IDXHIDIV20 490   3,80   0,78%
  • IDX80 123   1,15   0,94%
  • IDXV30 134   1,41   1,07%
  • IDXQ30 137   0,82   0,60%

Bappenas yakin rasio gini turun


Rabu, 24 Juni 2015 / 10:08 WIB
Bappenas yakin rasio gini turun


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Pemerintah dan Komisi XI DPR sepakat target pertumbuhan ekonomi tahun depan turun dari 5,8%-6,2% menjadi 5,5%-6%. Namun, meski ekonomi dalam tekanan, pemerintah yakin target rasio kesenjangan pendapatan (gini rasio) tetap sebesar 0,39 sebagaimana usulan awal. Besaran gini rasio indikatif ini menurun dibandingkan target di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2015 sebesar 0,40.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Bappenas Andrinof Chaniago yakin, bisa mencapai target penurunan gini rasio meskipun perekonomian masih dalam tekanan.

Alasannya, selama angka pertumbuhan ekonomi berada pada kisaran di atas 5%, tingkat kesenjangan pendapatan bisa diperkecil. "Dengan 5% ke atas, masih bisa menaikkan indeks pembangunan manusia dan gini rasio. Bukan karena angka pertumbuhan, tetapi kualitasnya terus membaik," kata Andrinof, Senin (22/6).

Untuk menurunkan gini rasio, pemerintah akan fokus pada perbaikan-perbaikan sejumlah sektor penting dan berperan langsung pada kesejahteraan masyarakat.

Perbaikan paling mendesak adalah pada sektor pangan, maritim, dan energi. "Sektor pangan dan maritim berpotensi menyerap tenaga kerja cukup banyak. Dan sektor energi merupakan sektor strategis yang punya efek berantai cukup besar," tambah Andrinof.

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menambahkan, pemerintah akan fokus meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan. Caranya, pemerintah akan memperkuat dana tunai bersyarat atau Program Keluarga Harapan (PKH). "Kami punya PKH, kami akan perluas untuk menjangkau rumah tangga miskin," ujar Bambang.

Selanjutnya, memperkuat kredit usaha rakyat (KUR) dengan subsidi bunga yang rencananya mulai terlaksana  pada tahun ini. Dengan subsidi ini pemerintah akan menurunkan bunga KUR mikro dari level saat ini 21% ke level 12%. Selain itu juga, melalui program sejuta rumah dengan bunga KPR yang dijamin sebesar 5% untuk masyarakat berpenghasilan rendah.

Ekonom Ekonom Institute for Development Economy and Finance (Indef) Enny Sri Hartati menyarankan tiga hal untuk memperkecil rasio kesenjangan. Pertama, menjalankan -program perbaikan sektor riil seperti manufaktur dan sektor pertanian untuk menciptakan lapangan kerja.

Kedua, menjalankan program yang dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi dari sektor pinggiran, seperti industri mikro dan kecil, pertanian, perikanan, dan kelautan. Ketiga, mengefektifkan penyaluran dana desa ke sentra pertumbuhan ekonomi rakyat. "Dana Desa tahun depan semakin besar, harus makin efektif," kata Enny.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×