kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   0,00   0,00%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Bappenas: Perlu antisipasi perubahan struktur penduduk dengan data proyeksi tepat


Jumat, 24 Agustus 2018 / 12:52 WIB
Bappenas: Perlu antisipasi perubahan struktur penduduk dengan data proyeksi tepat
ILUSTRASI. Bambang Brojonegoro, Menteri PPN/Kepala Bappenas


Reporter: Arsy Ani Sucianingsih | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla meluncurkan buku Proyeksi Penduduk Indonesia 2015-2045. Buku ini dibuat dalam rangka memenuhi kebutuhan data untuk penyusunan rencana pembangunan baik ditingkat nasional maupun di daerah.

Buku ini disusun oleh Badan Perencanaan Nasional (Bappenas) dan Badan Pusat Statistik (BPS), dengan dukungan Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, juga pakar demografi, antara lain dari Universitas Indonesia, Universitas Gajah Mada, Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Padjadjaran. Data dasar perhitungan proyeksi ini adalah hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015.

Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro mengatakan, mengacu pada SUPAS 2015, Indonesia mengalami perubahan struktur penduduk yang terjadi cukup cepat. Saat ini, masih berdasarkan data SUPAS 2015, Tingkat Fertility Rate (TFR) adalah sebesar 2,28 dengan variasi yang cukup tinggi antar provinsi.

Beberapa provinsi telah memiliki TFR di bawah 2 dan mengalami transisi cukup cepat. Namun, sebagian provinsi, terutama dari Indonesia bagian timur, TFR tercatat masih jauh di atas.

“Momentum ini perlu diantisipasi dengan kebijakan cermat yang diambil berdasarkan data proyeksi penduduk yang akurat,” katanya saat ditemui di Istana Wakil Presiden, Jumat (24/8).

Dia menambahkan, di berbagai belahan dunia, proporsi usia produktif bervariasi terhadap tingkat ekonomi wilayah. Saat ini, proporsi penduduk usia muda di negara berpendapat tinggi turun. Sementara itu, di negara berkembang termasuk di Indonesia, penduduk usia muda bergerak menuju puncaknya pada tahun 2030 an.

Pada periode tersebut, proporsi penduduk usia muda di Indonesia akan jauh lebih tinggi dari rata-rata negara Asia Tenggara. Dalam buku Proyeksi Penduduk Indonesia 2015-2045, asumsi-asumsi yang dibentuk berdasar pada data Sensus Penduduk dan SUPAS.

Proyeksi penduduk Indonesia yang disajikan dalam publikasi ini mencakup pertumbuhan penduduk, perubahan struktur umur, dan distribusi penduduk menurut kelompok umur, jenis kelamin, dan provinsi mulai 2015 hingga 2045.

Proyeksi penduduk dilakukan dengan menggunakan beberapa skenario yang didasari oleh berbagai asumsi. Berdasarkan hasil proyeksi, jumlah penduduk Indonesia pada 2025 diperkirakan mencapai 282 juta jiwa.

“Dalam Buku Proyeksi Penduduk Indonesia 2015-2045, penduduk Indonesia pada 2045 diperkirakan berkisar antara 311 juta jiwa– 318,9 juta jiwa. Skenario pertama, apabila jumlah anak dibiarkan terus menurun dan TFR mencapai di bawah 2, maka total penduduk sekitar 311 juta jiwa. Skenario kedua, apabila TFR dapat dipertahankan di kisaran 2, jumlah penduduk diperkirakan berkisar pada 318,9 Juta. Pada saat itu, persentase penduduk lansia atau 60+ akan sebesar 19,85% sehingga Indonesia telah memasuki era baru, ageing population,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×