kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Bappenas: Penyerapan Anggaran Akan Optimal


Senin, 05 Oktober 2009 / 18:29 WIB
Bappenas: Penyerapan Anggaran Akan Optimal


Reporter: Martina Prianti | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Pemerintah optimistis, penyerapan anggaran belanja dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2009 akan berjalan optimal dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya.

Deputi Bidang Evaluasi dan Kinerja Pembangunan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Bambang Widiyanto mengatakan, keyakinan itu didasari oleh adanya pemberian sanksi berupa pemotongan anggaran. "Bukan hanya stimulus. Tapi pada umumnya, kalau program lain tidak terserap, maka ada pemotongan anggaran. Ini yang diharapkan efektif untuk memicu penyerapan anggaran menjadi optimal," ujar Bambang, Senin (5/10).

Bambang melanjutkan, pemerintah akan mendorong penyerapan anggaran itu berjalan baik. Di antaranya, menghilangkan hambatan administrasi di dalam pelaksanaan proyek infrastruktur. "Awal-awal memang ada hambatan administrasi. Tapi begitu hambatan tersebut selesai, langsung belanjanya bergerak," sambungnya.

Dia lalu mencontohkan, pembangunan rumah sakit (RS) yang merupakan salah satu proyek dari stimulus infrastruktur 2009 sebelumnya masih 0%. Tapi, belakangan penyerapan anggarannya sudah mencapai 75%.

Sebelumnya Wakil Ketua Panitia Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Harry Azhar Azis, mengatakan, adanya klausul pemberian sanksi berupa pengurangan anggaran di dalam UU APBN 2010, memang bertujuan untuk mendorong penyerapan belanja negara. "Dimulai dari anggaran stimulus. Ke depannya, pengurangan anggaran juga akan diterapkan bila belanjanya masih rendah," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×