kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Bappenas Berharap, Lansia Bisa Berperan Sebagai Subjek Pembangunan


Rabu, 11 September 2024 / 14:55 WIB
Bappenas Berharap, Lansia Bisa Berperan Sebagai Subjek Pembangunan
ILUSTRASI. Elderly people exercise in the morning at a park in Beijing, China November 10, 2022. REUTERS/Tingshu Wang


Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia berhasil menekan angka kematian dan memperpanjang usia harapan hidup. Sebanyak 11,75% dari populasi saat ini berusia lanjut. Jumlah ini diproyeksikan akan meningkat lebih dari 20% pada tahun 2045.

Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan Kementerian PPN/Bappenas Maliki, menjelaskan, Pemerintah Indonesia telah mengadopsi Strategi Nasional Lanjut Usia (SNLU) melalui Peraturan Presiden No. 88 Tahun 2021. Tujuannya, menciptakan kehidupan yang mandiri, sejahtera, dan bermartabat bagi setiap orang. Bappenas telah menyelesaikan draf rencana pembangunan jangka panjang 2025, yang mencakup berbagai isu penting seperti perlindungan dan kesejahteraan rakyat. 

"Kita harus melihat penuaan sebagai proses sepanjang kehidupan dengan pendekatan lintas sektor. Mulai dari 1.000 hari pertama kehidupan, kita perlu mempersiapkan diri memastikan lansia dapat berperan sebagai subjek pembangunan, bukan sekadar objek. Pendekatan intergenerasi sangat penting bagi persiapan masa lansia yang sejahtera, jangan tua sebelum kaya," ujar Malik, dalam keterangannya, Rabu (11/9).

Maka, Indonesia menjadi tuan rumah The 2024 Asia-Pacific Regional Conference on Population Ageing yang berfokus pada tema Reframing Ageing. Konferensi ini mempertemukan lebih dari 450 ahli, pembuat kebijakan, anggota PBB dan badan-badan internasional, serta pemimpin masyarakat sipil dari seluruh Asia-Pasifik untuk menata ulang peran lansia dalam masyarakat.

Kegiatan ini juga turut didukung oleh Program Skala yakni kemitraan antara Pemerintah Australia dan Indonesia. Program ini mendukung  Strategi Nasional Kelanjutusiaan melalui kolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya, melalui program perlindungan sosial yang dinamakan Perlindungan Hari Tua.

Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono mengungkapkan, populasi kelompok lanjut usia (lansia) di dunia terus meningkat. Pada tahun 2050, diperkirakan satu dari lima orang di dunia berusia di atas 60 tahun. Di kawasan Asia Pasifik, populasi orang dewasa yang lebih tua tumbuh dengan pesat.

Baca Juga: Kekayaan Bersih Pensiunan yang Menentukan Seseorang Miskin, Menengah, atau Kaya

Dante mengajak masyarakat untuk melihat penuaan melalui lensa yang lebih positif. Menurut dia, penuaan sering dipandang sebagai suatu kelemahan padahal penuaan harus dirayakan sebagai waktu kebijaksanaan. “Ini bukan tentang menjadi semakin tergantung, tetapi tentang menawarkan pengalaman seumur hidup. Menunda penuaan berarti menyelamatkan perspektif kita. Bukan hanya fokus pada tantangan kesehatan para manula, kita harus fokus memberdayakan mereka,” kata Dante.

Dante menambahkan, Kementerian Kesehatan telah mengembangkan layanan kesehatan primer terpadu yang berfokus pada semua tahap kehidupan, tidak hanya pada ibu dan anak, tetapi juga pada lansia.

Under‐Secretary General of the United Nations and Executive Secretary of the United Nations Economic and Social Commission for Asia and Pacific (ESCAP), Armida Salsiah Alisjahbana mengatakan, tantangan penuaan populasi bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi memerlukan solusi dari semua pihak untuk dikelola dengan baik.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, ia menyarankan pendekatan multidimensi dan holistik, dengan mempromosikan dukungan untuk penuaan aktif dan sehat, serta mendorong partisipasi lansia dalam dunia kerja dan memanfaatkan teknologi digital untuk memperluas umur produktif mereka.

Selain itu, ia juga menekankan pentingnya investasi dalam sistem perawatan kesehatan dan perawatan jangka panjang yang terintegrasi, serta menyoroti perlunya membangun lingkungan sosial yang inklusif dan ramah usia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×