kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bappenas: Asian Games 2018 sumbang ekonomi untuk negara


Senin, 30 April 2018 / 09:07 WIB
Bappenas: Asian Games 2018 sumbang ekonomi untuk negara
ILUSTRASI. PEMBANGUNAN ARENA JET SKI ASIAN GAMES 2018


Reporter: Dikky Setiawan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyelenggaraan Asian Games ke-18 yang akan berlangsung pada 18 Agustus-2 September 2018 mendatang di Jakarta dan Palembang, tidak hanya berdampak secara ekonomi di negeri ini. Pesta olahraga empat tahunan ini juga akan memberikan efek positif dari sisi non ekonomi.

Sebut saja, misalnya, meningkatkan pride atau kebanggaan bagi Indonesia dan meningkatkan kohesi sosial. Selain itu, mendorong masyarakat untuk gemar melakukan olah raga serta meningkatkan profil Indonesia di mata internasional. Menurut Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang PS Brodjonegoro, banyak negara yang profilnya naik setelah berhasil menjadi tuan rumah event internasional.

Salah satu contohnya adalah Korea Selatan. Pada tahun 1986, Korea Selatan menjadi tuan rumah Asian Games ke-10 di Seoul. Dua tahun kemudian atau pada 1988, negeri Ginseng menjadi penyelenggara Olimpiade Musim Panas ke-24 di kota yang sama.

Korea Selatan menyadari bahwa menjadi tuan rumah event olahraga internasional merupakan sarana efektif untuk menaikkan citra negaranya. Korea Selatan menunjukkan diri kembali sebagai tuan rumah Asian Games ke-14 tahun 2002 di Busan, dan secara bersamaan tahun 2002 menjadi tuan rumah Piala Dunia bersama Jepang.

Selanjutnya, Korea Selatan menjadi tuan rumah Asian Games ke-17 kembali pada tahun 2014 di Incheon. “Ini contoh suatu negara yang giat memanfaatkan event internasional untuk meningkatkan profil negara dan ekonominya dengan berbagai rangkaian event internasional di negaranya,” tutur Bambang dalam keterangan resmi, Senin (30/4).

Contoh sukses lainnya, kata Bambang, adalah Olimpiade Musim Panas ke-27 di Sydney Australia yang bisa mendorong ekonomi New South Wales meningkat sampai US$ 490 juta per tahun selama 12 tahun masa persiapan dan sesudah event.

Jadi, Australia mengambil enam tahun ke belakang dan enam tahun ke depan. Periode 1994-2000 adalah masa persiapan, membangun stadion, infrastruktur, berbagai fasilitas pendukung, promosi dan seterusnya. Selanjutnya, pasca event adalah masa pemanfaatan stadionnya, peningkatan wisatawan ke Australia maupun Sydney.

Setelah itu, dlihat dari present value dampak olimpiade terhadap ekonomi Australia mencapai US$ 6,5 miliar dan lapangan pekerjaan meningkat 5.300 di New South Wales dan di Australia Kota rata-rata 7.500 per tahun selama 12 tahun.

Cerita sukses lainnya, Olimpiade Musim Panas ke-30 di London pada tahun 2012 karena bisa berkontribusi terhadap PDB Inggris sampai US$ 16,5 miliar selama 12 tahun periode. Komposisinya 82% dari free event, 12% dari pariwisata, 6% dari pengeluaran langsung. "Jadi aktivitas free event dan konstruksi itu adalah bagian terbesar dari olimpiade di London, ditambah pariwisata dan direct spending, turis meningkat 10,8 juta orang pada periode 2005-2017,” imbuh Bambang.

Bambang berharap, pasca pelaksanaan Asian Games ke-18 di Jakarta dan Palembang, Indonesia tidak hanya memperoleh dampak ekonomi tapi juga punya manfaat non ekonomi seperti yang dialami Korea Selatan, Australia dan Inggris.

Pengeluaran pengunjung

Bappenas memperkirakan, dampak langsung pengeluaran peserta dan pengunjung Asian Games 2018 mencapai Rp 3,6 triliun. Rinciannya, pengeluaran sebesar Rp 2,5 triliun di Jakarta dengan konsentrasi persebaran peserta dan pengunjung sebanyak 70%, dan Rp 1,1 triliun di Palembang dengan konsentrasi persebaran peserta dan pengunjung sebanyak 30%.

Diestimasikan, 88% pengeluaran berasal dari penonton dan wisatawan, 4,67% oleh atlet, 3,96% awak media, 2,34% officials, dan 0,77% pengeluaran sukarelawan. Akomodasi diperkirakan menjadi komponen pengeluaran terbesar yang mencapai Rp 1,3 triliun. Sementara komponen terbesar kedua adalah transportasi Rp 640 miliar, makanan dan minuman Rp 628 miliar, belanja Rp 560 miliar, dan pengeluaran hiburan Rp 280 miliar.

Bambang menegaskan, hasil estimasi dampak langsung ekonomi Asian Games 2018 ini masih merupakan hasil tahap awal dari kajian yang dikerjakan oleh Bappenas. Bambang berharap, dampak ekonomi bagi Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games 2018 akan lebih besar lagi nanti dari hasil perhitungan data riil setelah dilakukan survey pada tahap berikutnya.

Namun, berkaca pada pengalaman negara lain, dampak event olahraga internasional dapat pula menjadi tidak maksimal terhadap perekonomian tuan rumah bila tidak disiapkan dengan baik. Misalnya pemanfaatan sarana olahraga di kemudian hari yang kurang optimal.

Untuk mencegah dampak negatif terkait pemeliharaan dan penggunaan venue selepas Asian Games 2018 tersebut, diperlukan upaya peningkatan event olahraga. Tujuannya, sebagai bagian dari grand design peningkatan prestasi olahraga Indonesia, peningkatan awareness masyarakat untuk melakukan aktivitas olahraga, dan pemanfaatan venue olahraga untuk aktivitas lain di luar olahraga, seperti meeting, incentives, conferences, & exhibition (MICE).

Salah satu contoh sukses pemanfaatan venue olahraga pasca event adalah seperti yang ditunjukkan oleh Palembang setelah penyelenggaraan SEA Games 2011. Pemda Palembang membentuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Jakabaring Sport City yang bertugas mengelola aset keolahragaan di Jakabaring secara profesional.

Dengan demikian, dapat dimanfaatkan secara maksimal, baik untuk event olahraga nasional dan internasional, maupun untuk digunakan masyarakat umum.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×