Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian PPN dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) telah menetapkan agenda pembangunan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024.
Diperkirakan dibutuhkan biaya sebesar Rp 24.214,5 triliun untuk mendanai pembangunan tersebut.
Baca Juga: Untuk merealisasikan 7 agenda pembangunan RPJMN 2020-2024 butuh Rp 24.214 triliun
Kendati begitu, Deputi Bidang Pendanaan Pembangunan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Leonard Tampubolon mengatakan, kemampuan belanja kementerian dan lembaga (K/L) melalui APBN diperkirakan hanya mampu memnuhi 20%-25% dari kebutuhan tersebut.
“Oleh karena itu, diperlukan peningkatan kapasitas pendanaan yang kreatif dari kementerian dan lembaga,” ujar Leo, Rabu (24/7).
Baca Juga: Ini 7 agenda pembangunan jangka menengah nasional 2020-2024
Inovasi pendanaan tersebut antara lain dengan mendorong peran BUMN, KPBU, dan partisipasi masyarakat. Selain itu, juga mendorong skema pendanaan seperti PINA, blended financing, maupun hibah ke daerah.
Pentingnya efisiensi alokasi APBN ini juga ditegaskan oleh Menteri PPN/Bappenas Bambang Brodjonegoro. Selain mengutamakan program prioritas dan memperkuat pengendalian program, Bambang meminta agar K/L melakukan efisiensi program.
Baca Juga: Bappenas: RPJMN 2020-2024 ikuti lima arahan utama Presiden
“Sudah saatnya kita mengurangi duplikasi program dan kegiatan. Tidak semuanya harus punya program dan kegiatan sendiri. Tidak semua pejabat Eselon I anggarannya harus tetap dan tidak turun. Bagaimana kita bisa fokus ke program prioritas, kalo anggaran yang lain tidak turun,” pungkasnya.
Adapun, Deputi Bidang Ekonomi Bappenas Bambang Prijambodo menyatakan, di sisi lain, pemerintah harus tetap menjaga defisit anggaran pada kisaran seperti saat ini. “Defisit APBN harus tetap kita pertahankan rata-rata 1,7% PDB sampai 2024,” kata Bambang.
Baca Juga: Menteri PPN/Kepala Bappenas: Pertumbuhan ekonomi tinggi tinggal nostalgia
Secara makro, sasaran pembangunan ekonomi Indonesia pada periode 2020-2024 adalah meningkatkan nilai tambah, lapangan kerja, ekspor, dan daya saing perekonomian.
Tujuh agenda pembangunan nasional ditargetkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi pada kisaran 5,4% - 6% untuk lima tahun ke depan.
Salah satu indikator utamanya ialah meningkatkan pertumbuhan investasi (PMTB) ke kisaran 7,3%-8%. Kebutuhan memenuhi investasi ini diharapkan lebih besar datang dari investasi bersifat langsung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News