kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bapanas: Harga Beras, Jagung dan Gula Berpotensi Terus Alami Kenaikan


Senin, 06 November 2023 / 16:22 WIB
Bapanas: Harga Beras, Jagung dan Gula Berpotensi Terus Alami Kenaikan
ILUSTRASI. sejumlah harga komoditas seperti beras, gula dan jagung masih berpotensi naik


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pangan Nasional (Bapanas) memprediksi akhir tahun ini komoditas beras, jagung dan gula masih akan mengalami kenaikan.

Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi mengatakan perlu disiapkan langkah intervensi untuk terus menekan dan menjaga harga di level konsumen.

"Harga pangan nasional di tingkat produsen sudah betul semuanya flat, tapi di tingkat konsumen kalau kita lihat ada tiga produk yang ke depannya akan naik yaitu beras, jagung dan gula," kata Arief dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi, Senin (6/11).

Khusus untuk jagung misalnya, jika tidak dilakukan intervensi maka kenaikan juga akan berdampak pada komoditas telur dan ayam mengingat jagung adalah komponen utama bagi pakan ternak.

Untuk itu, saat ini pemerintah mengupayakan percepatan impor 250 ribu ton beras. Pihaknya memastikan jagung ini akan sampai ke Indonesia pada pertengahan November ini dan akan disalurkan langsung ke peternak mandiri.

Baca Juga: Badan Pangan Nasional dan Bulog Siapkan Bantuan Pangan Beras Tambahan

Untuk beras, akan dilakukan percepatan bongkar muat beras impor di beberapa pelabuhan atau port. Arief melaporkan hingga saat ini sudah ada 84 port yang dipakai menyebar di seluruh Indonesia. Fungsinya, agar proses pendistribusian dapat dipercepat merata di seluruh wilayah.

Selain itu, juga telah dilakukan percepatan tanam dengan kepastian benih dan pupuk baik subsidi dan non subsidi di 26 ribu kios di seluruh Indonesia.

Selain itu, pelaksanaan bantuan pangan beras juga terus dilanjutkan sampai tahun depan.

"Januari-Februari tentunya menunggu kemurahan hari ibu Menkeu, karena dari sisi produksi sampai Februari masih kurang," jelas Arief.

Lebih lanjut, pihaknya meminta kepada kepala daerah untuk memanfaatkan insentif fiskal untuk sebesar Rp 9-10 miliar di gunakan untuk mobilisasi pangan dari wilayah surplus ke daerah defisit.

Menurutnya dalam rangka menjaga harga pangan stabil adalah kerja bersama seluruh stakeholder baik dari pusat sampai ke daerah. Sehingga tujuan menekan inflasi dapat terjaga. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×