Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pemerintah Indonesia mengirimkan bantuan uang sebesar 1 juta dollar AS untuk korban bencana gempa bumi di Nepal. Pemerintah telah mengirimkan bantuan lainnya, seperti tenaga medis, tenaga SAR, hingga peralatan darurat.
"Satu lagi bahwa Indonesia dalam rangka membantu Nepal itu akan mengirimkan orang, membantu 1 juta dollar AS. Tim SAR dan juga bantuan 1 juta dollar AS," kata Wakil Presiden Jusuf Kalla di Jakarta, Senin (27/4).
Dalam pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri, Pemerintah Indonesia telah menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya atas musibah gempa bumi di sana.
Kemenlu juga terus melakukan koordinasi dan berkomunikasi dengan KBRI Dhaka, Konsul Kehormatan RI di Kathmandu, serta berbagai pihak terkait informasi sehubungan WNI yang ada di Nepal.
Dari data saat ini, terdapat 18 orang WNI yang menetap di Nepal dan 16 WNI tercatat sedang melakukan kunjungan, baik sebagai turis maupun kegiatan resmi, sehingga total WNI ada 34 orang.
Dari jumlah tersebut, 17 orang telah berhasil dihubungi dan dalam keadaan baik.
Menteri Luar Negeri Indonesia Retno LP Marsudi di sela-sela acara KTT ASEAN di Kuala Lumpur mengungkapkan, bantuan akan diberikan dalam waktu 3-4 hari lagi. Bantuan diberikan setelah memastikan bandara di Kathmandu bisa berfungsi dengan baik. Saat ini, kondisi bandara rusak akibat gempa tersebut.
Pemerintah Nepal, Minggu (26/4), meningkatkan upaya untuk menyelamatkan orang-orang yang terjebak dalam reruntuhan bangunan yang ambruk setelah gempa bumi dahsyat menghancurkan lembah Kathmandu yang padat penduduk kemarin.
Gempa berkekuatan 7,9 SR tersebut mengguncang pada Sabtu tengah hari pada jam sibuk. Hingga Minggu malam, ditemukan lebih dari 2.300 korban tewas dan 6.000 korban luka dievakuasi dalam keterbatasan infrastruktur vital setelah semuanya porak-poranda.
Jumlah korban sangat mungkin bertambah karena banyaknya permukiman di daerah terpencil dan pegunungan yang belum dapat ditembus relawan.
Rumah sakit, fasilitas kesehatan, dan tenda darurat sangat terbatas. Tak ada air bersih dan penerangan akibat jaringan listrik putus. Terputusnya sambungan telepon juga menyulitkan komunikasi dari lokasi. (Icha Rastika)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News