kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Bank Indonesia Tahan BI Rate di Level 6% pada November 2024


Kamis, 21 November 2024 / 08:45 WIB
Bank Indonesia Tahan BI Rate di Level 6% pada November 2024
ILUSTRASI. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo?bersama jajaran Deputi Gubernur BI memaparkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) di Jakarta, Rabu (11/10/2024).


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memutuskan menahan suku bunga acuan atau BI-Rate di level 6% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI 19-20 September 2024.

Untuk diketahui, pada RDG bulan sebelumnya, BI juga mempertahankan BI rate di level 6%, setelah menurunkan suku bunga acuan pada September 2024 sebesar 25 basis poin (bps) dari 6,25% menjadi 6%.

Bukan hanya suku bunga acuan, suku bunga deposit facility juga dipertahankan di level 5,25%, dan suku bunga lending facility dipertahankan di level 6,75%.

Baca Juga: BI Diprediksi Bakal Tahan Suku Bunga 6%, Saham Mana yang Layak Dikoleksi?

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, keputusan mempertahankan BI rate 6,% ini konsisten dengan arah kebijakan moneter untuk memastikan tetap terkendali inflasi dalam sasaran 2,5% plus minus 1% pada 2024 dan 2025.

“Serta untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” tutur Perry dalam konferensi pers, Rabu (20/11).

Fokus kebijakan moneter diarahkan untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah karena meningkatnya ketidakpastian geopolitik dan perekonomian global dan tantangan politik di Amerika Serikat.

Ke depan, Bank Indonesia terus memperhatikan pergerakan nilai tukar rupiah, dan prospek inflasi serta perkembangan data dan dinamika kondisi yang berkembang dalam mencermati ruang penurunan suku bunga kebijakan lebih lanjut.

Baca Juga: BI Pastikan Stok Dolar AS di Dalam Negeri Aman untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Lebih lanjut, Perry juga menyampaikan, kebijakan makro prudensial dan sistem pembayaran juga terus diarahkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Kebijakan makroprudensial longgar terus ditempuh untuk mendorong kredit/pembiayaan perbankan kepada sektor-sektor prioritas pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja, termasuk UMKM dan ekonomi hijau, dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian.

Kebijakan sistem pembayaran juga diarahkan untuk turut mendorong pertumbuhan, khususnya sektor perdagangan dan UMKM, memperkuat keandalan infrastruktur dan struktur industri sistem pembayaran, serta memperluas akseptasi digitalisasi sistem pembayaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×