kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank Indonesia Kembali Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global 2022, Jadi 2,9%


Kamis, 21 Juli 2022 / 14:25 WIB
Bank Indonesia Kembali Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global 2022, Jadi 2,9%
ILUSTRASI. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo kembali memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2022 menjadi hanya 2,5%. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/aww.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) kembali memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2022. Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut, pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun ini akan sebesar 2,9% yoy, atau lebih rendah dari perkiraan semula yang sebesar 3,5% yoy. 

Perry mengatakan, perkiraan pertumbuhan ekonomi dunia yang lebih rendah ini sejalan dengan ketidakpastian di pasar keuangan global yang meningkat tinggi dan juga ancaman stagflasi negara-negara. 

“Tekanan inflasi meningkat, tingginya harga komoditas karena gangguan rantai pasok, lalu ada tensi geopolitik Rusia dan Ukraina yang masih berlangsung, serta ada meluasnya kebijakan proteksionisme terutama komoditas pangan,” tutur Perry dalam pembacaan hasil Rapat Dewan Gubernur BI Juli 2022, Kamis (21/7). 

Baca Juga: Pertahankan Suku Bunga, Bank of Japan Mengerek Target Inflasi & Pangkas Prediksi PDB

Perry merinci, dengan peningkatan inflasi, negara-negara di dunia terpaksa mengerek suku bunga acuan. Seperti contohnya Amerika Serikat (AS) yang mengetatkan kebijakan moneter dengan lebih agresif. 

Belum lagi, negara-negara besar di dunia terancam mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi, seperti Eropa, Jepang, China, dan India. Ini kemudian menahan potensi pemulihan ekonomi dan meningkatkan risiko stagflasi. 

Selain itu, di pasar keuangan global terdapat ketidakpastian akibat terbatasnya aliran modal asing dan menekan nilai tukar di negara-negara berkembang, bahkan termasuk Indonesia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×