Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli
Dalam FDI ada dua skema pertama Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Josua menilai, sekiranya pemerintah bisa mengejar PMDN untuk jangka pendek dengan cara memberi kejelasan atas arah kebijakan ekonomi yang lebih realistis.
Untuk hal birokrasi pun akan menjadi perhatian investor. Josua bilang kabinet baru akan menjadi salah satu pertimbangan, sebab bila berubah signifikan bisa memengaruhi kebijakan pemerintah selanjutnya.
Namun wacana Presiden RI Joko Widodo membuat Kementerian Investasi akan menjadi salah satu perhatiannya.
Baca Juga: Bank Dunia turunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 5% di 2019
Jika pemerintah bisa memacu FDI setidaknya Josua optimistis investasi bisa tumbuh 5,5% atau lebih tinggi dari proyeksi Bank Dunia di level 5% pada akhir 2019. Sedangkan untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia, proyeksi Bank Permata sebesar 5%-5,05%.
Sementara itu, alasan lain Bank Dunia memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi lantan kinerja ekspor Indonesia yang melandai dan impor yang tidak bisa terbendung.
Menurut Josua untuk urusan ekspor-impor memang menjadi permasalahan dalam negeri. Josua menihat impor memang melambat tetapi kinerja ekspor masih tertekan.
Sentimen utamanya adalah perlambatan ekonomi global yang menggerus daya beli. Terlebih ekspor Indonesia masih berasal dari komoditas crude palm oil (CPO) dan batubata yang mulai kehilangan demand.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News