kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank Dunia menyarankan pemerintah perkuat jaminan perlindungan sosial


Kamis, 12 Desember 2019 / 12:54 WIB
Bank Dunia menyarankan pemerintah perkuat jaminan perlindungan sosial
ILUSTRASI. Warga mengisi formulir Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di kantor BPJS Kesehatan Jakarta Timur, di Jakarta, Rabu (30/10/2019).


Reporter: Grace Olivia | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketidakpastian yang tinggi masih akan menyelimuti perekonomian dunia hingga tahun depan. Di tengah gejolak itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia semakin bergantung pada seberapa kuat perekonomian domestik dari pengaruh perlambatan ekonomi global.

Dalam laporan kuartalan terbarunya, Indonesia Economic Quarterly (IEQ) Report December 2019, Bank Dunia memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada level 5,1% di tahun 2020. Dengan risiko tinggi terhadap prospek pertumbuhan akibat tekanan global, Bank Dunia memandang kekuatan ekonomi domestik menjadi semakin krusial.

Selain itu, perekonomian domestik yang lebih kuat juga penting untuk pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dalam jangka panjang. Adapun, salah satu faktor penting dalam perekonomian domestik yang digarisbawahi Bank Dunia adalah sistem jaminan perlindungan sosial dari pemerintah.

“Dengan sekitar 25 juta orang Indonesia masih hidup di bawah garis kemiskinan serta masih banyaknya rumah tangga yang rentan kembali jatuh miskin (vulnerable households), pemerintah perlu memperkuat jaminan perlindungan sosialnya untuk memastikan ketahanan terhadap guncangan perekonomian,” tulis Bank Dunia dalam laporan itu.

Baca Juga: Ekonomi Indonesia 2020 di bawah Bayang-bayang Perlambatan Konsumsi premium

Lead Economist Bank Dunia untuk Indonesia Frederico Gil Sander menjelaskan, ada tiga alasan mengapa perlindungan sosial sangat penting bagi Indonesia. Pertama, sebagai instrumen untuk membangun sumber daya manusia yang memiliki kompetensi global. Kedua, perlindungan sosial untuk memastikan penyerapan tenaga kerja. Ketiga, perlindungan sosial sebagai instrumen proteksi penduduk dari penyakit dan bencana alam

Frederico mengatakan, Indonesia memang masih akan menikmati bonus demografi, yaitu jumlah penduduk produktifnya jauh lebih banyak dibanding yang tidak produktif, hingga tahun 2040-an. Namun, setelah itu, Indonesia akan memasuki fase transisi demografi di mana jumlah orang yang masuk ke pasar tenaga kerja semakin sedikit karena kian banyak yang menua.

“Oleh karena itu, program perlindungan sosial penting untuk memastikan seluruh penduduk Indonesia mendapat nutrisi dan pendidikan yang memadai untuk mengoptimalkan kualitas SDM dalam negeri,” tuturnya.

Perlindungan sosial juga penting untuk memastikan penyerapan tenaga kerja. Bank Dunia menilai, program perlindungan sosial Indonesia harus mulai berkembang dari sekadar pemenuhan kebutuhan dasar seperti makanan, pendidikan, dan kesehatan, ke arah mempertimbangkan peningkatan keahlian (skill upgrading) dan link-and-match antara tenaga kerja dan kesempatan kerja.

Perlindungan sosial sebagai instrumen proteksi penduduk dari penyakit dan bencana alam bertujuan untuk menghindari bertambahnya jumlah penduduk miskin di saat terkena penyakit atau bencana alam yang besar. Apalagi, penduduk dengan status rentan miskin kebanyakan bermukim di wilayah yang berisiko mengalami bencana seperti banjir, tanah longsor, dan sebagainya.




TERBARU

[X]
×