kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.707.000   2.000   0,12%
  • USD/IDR 16.380   -90,00   -0,55%
  • IDX 6.587   -162,51   -2,41%
  • KOMPAS100 967   -29,75   -2,98%
  • LQ45 748   -22,23   -2,89%
  • ISSI 205   -6,09   -2,88%
  • IDX30 388   -11,53   -2,89%
  • IDXHIDIV20 468   -13,99   -2,90%
  • IDX80 109   -3,42   -3,04%
  • IDXV30 115   -3,45   -2,91%
  • IDXQ30 127   -4,24   -3,22%

Bank Dunia: Indonesia perlu menambah rasio belanja sebesar 4,6% dari PDB


Kamis, 25 Juni 2020 / 09:35 WIB
Bank Dunia: Indonesia perlu menambah rasio belanja sebesar 4,6% dari PDB


Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Dunia (World Bank) berdasarkan hasil kajian bertajuk 'Public Expenditure Review: Spending for Better Results' menyatakan, untuk dapat merealisasikan target pembangunan Indonesia, maka pemerintah diperkirakan perlu menambah alokasi belanja negara sebesar 4,6% dari Produk Domestik Bruto (PDB) per tahun.

Target pembangunan yang dimaksud ini, sebagaimana tercantum di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020-2024. Di dalam RPJMN, pemerintah menargetkan tujuh agenda pembangunan.

Baca Juga: IMF : Pandemi corona merontokkan ekonomi global lebih besar dari perkiraan

Diantaranya adalah memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas dan berkeadilan, mengembangkan wilayah untuk mengurangi kesenjangan dan menjamin pemerataan, meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing, dan revolusi mental dan pembangunan kebudayaan.

Kemudian memperkuat infrastruktur untuk mendukung pengembangan ekonomi dan pelayanan dasar, membangun lingkungan hidup, meningkatkan ketahanan bencana dan perubahan iklim, serta memperkuat stabilitas polhukhankam dan transformasi pelayanan publik.

"Untuk merealisasikan target pembangunan Indonesia, perkiraan indikatif (pra-Covid-19) menunjukkan diperlukan belanja tambahan sebesar 4,6% dari PDB per tahun, yang akan menjadi lebih sulit untuk dicapai dengan adanya dampak Covid-19 terhadap posisi fiskal," sebagaimana dikutip dalam kajian, Kamis (25/6).

Baca Juga: Warning IMF: Anjloknya pertumbuhan global lebih buruk dari prediksi

Di dalam kajian tersebut dijelaskan, jumlah ini adalah perkiraan indikatif tingkat belanja yang dibutuhkan untuk mencapai tingkat layanan minimum di dalam bidang kesehatan, bantuan sosial (bansos), dan infrastruktur.



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×