kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Atasi penyebaran virus corona, Ridwan Kamil minta pemerintah pusat tahan arus mudik


Jumat, 03 April 2020 / 16:26 WIB
Atasi penyebaran virus corona, Ridwan Kamil minta pemerintah pusat tahan arus mudik
ILUSTRASI. Ilustrasi arus mudik


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta agar pemerintah pusat bisa menahan arus mudik yang saat ini sudah terjadi. Pasalnya, dia berpendapat, bila laju mudik tidak bisa ditahan, penyebaran virus corona akan semakin meluas.

"Jika mudik bisa kita dikendalikan, saya yakinkan  di daerah bisa aman terkendali secara terukur. Tetapi kalau sudah masuk faktor mudik, itu saja yang bikin kami was-was di daerah. Mudah-mudahan bisa menjadi perhatian," ujar Ridwan kamil kepada Wakil Presiden Ma'ruf Amin dalam video konferensi, Jumat (3/4).

Dia melaporkan, hingga saat ini sudah terdapat sekitar 70.000 pemudik yang datang ke Jawa Barat. Adanya tambahan warga tersebut membuat Jabar tiba-tiba mendapatkan 70.000 orang dalam pemantauan (ODP) baru, sementara ODP yang ada di Jabar saat ini tengah dilakukan pemeriksaan cepat (rapid test).

Baca Juga: Ini alasan pemerintah tak keluarkan larangan resmi mudik lebaran

"Jadi kalau datang lagi puluhan ribu pemudik, kami akan kehabisan alat untuk mengetes untuk meyakinkan bahwa mereka adalah orang mudik yang sehat. Kenyataannya banyak yang tidak sehat," katanya.

Ridwan juga melaporkan, sudah terdapat beberapa kasus positif virus corona yang terjadi karena orang yang mudik. Di Ciamis misalnya, dia mengatakan ada lansia yang positif virus corona karena didatangi anaknya yang datang dari Jakarta. Kondisi warga tersebut tengah kritis di rumah sakit karena sebelumnya memang sudah sakit.

Ada lagi warga di Bandung yang istrinya tiba-tiba terinfeksi virus corona. Setelah ditelusuri, ternyata orang yang terinfeksi virus corona tersebut bekerja di Jakarta dan pulang ke Bandung karena diliburkan.

"Dua cerita ini menunjukkan bahwa jika mudik ini tidak ditahan, kami di Jabar, Jateng, Jatim, dan Yogyakarta pasti akan kewalahan luar biasa karena pulangnya itu ke pelosok-pelosok," terangnya.

Dia juga mengatakan, terdapat beberapa titik di Jawa Barat yang mayoritas diisi oleh orang tua dengan status ekonomi yang kurang mampu.

Baca Juga: Pemprov Jabar alokasikan Rp 16 triliun untuk atasi dampak pandemi virus corona

"Jadi dengan adanya mudik, kami khawatir, peta yang warna merah tua akan menjadi sumber pandemi virus corona. karena mayoritas yang mudik itu milenial," tambahnya.

Untuk menahan laju mudik tersebut, sekarang pihaknya tengah melakukan kampanye untuk meminta agar masyarakat tidak pulang kampung untuk saat ini. Terlebih, nantinya akan ada dua insentif yang akan didapatkan masyarakat seperti libur mudik yang diganti di bulan lain dan penghasilannya akan dibantu oleh pemerintah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×