CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.954   -94,00   -0,59%
  • IDX 7.228   13,54   0,19%
  • KOMPAS100 1.105   2,36   0,21%
  • LQ45 877   1,75   0,20%
  • ISSI 219   0,82   0,38%
  • IDX30 449   0,77   0,17%
  • IDXHIDIV20 541   1,37   0,25%
  • IDX80 127   0,24   0,19%
  • IDXV30 136   0,71   0,52%
  • IDXQ30 150   0,31   0,21%

Atasi ketahanan pangan, SBY tetapkan sembilan solusi


Kamis, 06 Januari 2011 / 15:23 WIB
Atasi ketahanan pangan, SBY tetapkan sembilan solusi


Reporter: Hans Henricus | Editor: Edy Can

JAKARTA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meluncurkan sembilan solusi mengatasi gejolak harga pangan. Solusi itu bakal menjadi acuan pemerintah dalam mengendalikan lonjakan harga bahan pangan.

Menurut SBY, solusi itu merupakan pendekatan dari sisi hilir baru ke hulu. Pertama, intervensi atau operasi pasar untuk mengendalikan harga komoditas tertentu mesti terus dilakukan.

Kedua, kebijakan fiskal khusus untuk perdagangan pangan, baik impor maupun ekspor dapat dilakukan. "Policy harus tepat disini dengan tujuan akhir harga pada konsumen," ujar SBY saat membuka sidang kabinet paripurna di kantor Presiden, Kamis (6/1/2011).

Ketiga, kepastian suplai dalam negeri memenuhi permintaan secara nasional. Menurut SBY, impor untuk komoditas tertentu saat keadaan krisis tidak ditabukan. "Itu bagian dari solusi untuk mengatasi krisis," katanya.

Keempat, kepastian stok di tangan pemerintah, termasuk Bulog benar-benar kuat sehingga, bisa menangkal aksi spekulasi. Kelima, produksi dan produktivitas pangan dalam harus terus meningkat, contohnya menghasilkan bibit unggul yang berkualitas dan tahan terhadap kondisi cuaca, memberantas hama, dan menjaga ketersediaan lahan.

Keenam, mendorong gerakan ketahanan pangan lokal dan keluarga. SBY mencontohkan, setiap rumah tangga bisa menanam sayuran, cabe, tomat. "Tidak ada salahnya kita lakukan gerakan agar semua berkreasi mencukupi keperluan pangannya sendiri," imbuh SBY.

Ketujuh, mencegah penyelundupan dan penimbunan komoditas pangan. Kedelapan, kalkulasi atau prediksi produksi pangan harus akurat. Oleh sebab itu, SBY meminta setiap kementerian, pemerintah daerah, dan Badan Pusat Statistik memakai metode yang tepat dan sering turun ke lapangan. Kesembilan, mengamankan lahan-lahan pertanian dari kegiatan alih fungsi.

SBY menambahkan, orientasi dari semua solusi adalah tercapainya penghasilan petani yang lebih baik sekaligus konsumen semakin mudah menjangkau, terutama mereka yang berpenghasilan rendah. "Dua hal itulah yang harus kita lihat manakalan menghadapi krisis harga pangan dan langkah stabilisasi," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×