kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.866.000   -20.000   -1,06%
  • USD/IDR 16.535   -35,00   -0,21%
  • IDX 7.040   60,28   0,86%
  • KOMPAS100 1.021   8,73   0,86%
  • LQ45 796   9,34   1,19%
  • ISSI 222   1,58   0,72%
  • IDX30 416   6,84   1,67%
  • IDXHIDIV20 491   8,63   1,79%
  • IDX80 115   1,37   1,20%
  • IDXV30 117   0,85   0,73%
  • IDXQ30 136   2,16   1,62%

Asumsi pertumbuhan ekonomi turun terimbas global


Rabu, 08 Juni 2016 / 14:01 WIB
Asumsi pertumbuhan ekonomi turun terimbas global


Sumber: Antara | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Menko Perekonomian Darmin Nasution menyatakan asumsi pertumbuhan ekonomi dalam RAPBNP 2016 turun dari 5,3 persen menjadi 5,1 persen karena kemungkinan pengaruh perlambatan ekonomi global.

"Indonesia sudah menyiapkan langkah-langkah untuk menjawab situasi ini agar tidak terseret pengaruh global," kata Darmin Nasution di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (8/6).

Ia memastikan perekonomian Indonesia akan terpengaruh kondisi global sehingga perkiraan pertumbuhan ekonomi turun.

Ia menyebutkan bisa saja nanti realisasi pertumbuhan ekonomi lebih dari angka itu karena adanya berbagai kebijakan ekonomi yang dilaksanakan.

"Tahun 2015, kita mulai dari 4,7 persen dan berakhir 5,0 persen. Sekarang kita mulainya 4,9 persen pada kwartal I, kita berharap nanti kwartal berikutnya mencapai 5,2-5,3 persen sehingga rata-rata mencapai 5,1 persen," katanya.

Ia menyebutkan konsumsi masih akan jadi penyumbang pertumbuhan ekonomi itu. "Kalaupun turun tidak akan drastis, kalau turun yang penting ada penyeimbangnya apakah dari investasi swasta atau pengeluaran pemerintah," katanya.

Mengenai serapan belanja kementerian/lembaga yang masih rendah, Darmin mengatakan sedang didorong lagi agar meningkat terutama belanja infrastruktur.

Sebelumnya pemerintah dan Komisi XI DPR menyetujui perubahan asumsi makro pertumbuhan ekonomi dalam RAPBNP 2016 dari sebelumnya 5,3 persen menjadi 5,1 persen karena dinilai lebih realistis dengan kondisi perekonomian terkini.

Hal tersebut menjadi salah satu keputusan dari rapat kerja pemerintah dengan Komisi XI yang membahas asumsi makro RAPBNP 2016 di Jakarta, Selasa malam (7/6).

Hadir dalam rapat kerja tersebut adalah Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Sofyan Djalil, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo dan Kepala Badan Pusat Statistik Suryamin.

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan pertumbuhan ekonomi 2016 lebih realistis pada kisaran 5,1 persen setelah mempertimbangkan kondisi perekonomian global yang masih melambat pada tahun ini.

Selain itu, ia menjelaskan pertumbuhan ekonomi 2016 dipengaruhi oleh konsumsi rumah tangga yang diperkirakan tidak bisa tumbuh lebih dari lima persen akibat pelemahan daya beli masyarakat yang telah terlihat sejak awal tahun.

Bambang mengatakan konsumsi pemerintah juga terhambat oleh pemotongan belanja operasional nonprioritas di kementerian lembaga dan sektor investasi diperkirakan sedikit tertahan, meskipun membaik dari kuartal I-2016.

"Sedangkan, ekspor bisa berada dalam wilayah yang positif pada akhir tahun, tapi pertumbuhan Tiongkok yang menjadi negara tujuan ekspor sedang menurun, maka kami khawatir kinerja positif sukar dicapai," kata Bambang.

Dengan proyeksi angka pertumbuhan 5,1 persen tersebut, maka dalam periode pertumbuhan ekonomi kuartal II hingga IV, harus ada yang bisa mencapai kisaran 5,3 persen karena perekonomian Indonesia pada kuartal I-2016 hanya tumbuh 4,92 persen.

Rapat kerja tersebut juga menetapkan asumsi makro laju inflasi 4,0 persen, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS Rp 13.500, dan suku bunga SPN 3 bulan sebesar 5,5 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Thrive

[X]
×