kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.405.000   -9.000   -0,64%
  • USD/IDR 15.370
  • IDX 7.722   40,80   0,53%
  • KOMPAS100 1.176   5,28   0,45%
  • LQ45 950   6,41   0,68%
  • ISSI 225   0,01   0,00%
  • IDX30 481   2,75   0,57%
  • IDXHIDIV20 584   2,72   0,47%
  • IDX80 133   0,62   0,47%
  • IDXV30 138   -1,18   -0,84%
  • IDXQ30 161   0,48   0,30%

APTI: Pembelian Tembakau dari Industri Rokok Turun Terus Sejak Tahun 2020


Sabtu, 16 September 2023 / 16:37 WIB
APTI: Pembelian Tembakau dari Industri Rokok Turun Terus Sejak Tahun 2020
ILUSTRASI. Efek Domino yang Timpa Petani Tembakau Karena Kenaikan Cukai Rokok. ANTARA FOTO/Syaiful Arif/rwa.


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Agus Parmuji mengatakan efek domino dari kenaikan cukai rokok ditambah tergerusnya pasar rokok legal oleh rokok ilegal dialami para petani tembakau.

“Pembelian tembakau industri di petani dari tahun 2020 turun terus. Karena cukai naik terus dan pasar rokok legal digerus rokok ilegal. Penurunan pembeliannya tiap tahun kisaran 20-25%,” kata Agus, saat dihubungi Kontan, Minggu (10/09). 

Untuk diketahui, berdasarkan catatan Kontan, kenaikan cukai rokok pada 2020 rata-rata sebesar 23%. Kemudian, tahun 2021 dan 2022 tarif rata-rata cukai rokok juga melonjak masing-masing sebesar 12,5% dan 12%.

Baca Juga: Gaprindo Ungkap Penyebab Maraknya Rokok Ilegal

Sedangkan pada 2023, tarif rata-rata cukai rokok naik 10%. Kenaikan ini pun berdampak pada kenaikan harga jual eceran rokok sebesar 35%.

Dengan kenaikan harga, perokok tambah Agus akan beralih ke rokok yang lebih murah, dan harga termurah hanya bisa ditawarkan oleh rokok ilegal.

“Jadi tujuan pemerintah untuk mengurangi perokok dengan menaikan cukai rokok itu salah, karena perokok juga bisa beli rokok ilegal,” katanya. 

Petani tembakau pun ungkap dia sangat berdampak atas keadaan ini. Dibanding dengan industri rokok legal, penghasil rokok ilegal jika membeli tembakau tidak memiliki skema yang jelas. Mulai dari standar harga, waktu, hingga kuantitas yang akhirnya hanya merugikan petani. 

“Ya tidak jelas, kan rokoknya saja sudah ilegal ya pembeliannya (tembakau)-nya juga umpet-umpetan,” ungkapnya. 

Ketika rokok ilegal marak di pasaran, mereka akan menggerus produk rokok yang resmi, sehingga produksi rokok yang resmi omset-nya akan turun, otomatis produsen juga akan mengurangi pembelian bahan baku dalam hal ini tembakau. 

Baca Juga: Rokok Ilegal Gerus Pasar Rokok Legal Hingga 30%

“Simplenya, ketika rokok resmi tergerus rokok ilegal, pembelian bahan baku juga menurun, disinilah rugi-nya petani,” katanya. 

Penurunan pembelian tembakau ini ungkap dia juga berdampak pada kurang semangatnya petani menanam tembakau. 

Oleh karena itu, Agus meminta pemerintah lebih peduli lagi terhadap industri rokok yang legal sebab efek domino yang negatif atas penurunan omset mereka juga berpengaruh signifikan pada petani tembakau. 

“Kita sendiri sudah sampaikan ke Bea Cukai dan Kementerian Keuangan agar rokok ilegal ini ditangani dengan serius. Karena akibat adanya rokok ilegal ini sangat banyak, negara dirugikan, industri dirugikan dan petani juga dirugikan,” tutupnya.

 
 
 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mudah Menagih Hutang Penyusunan Perjanjian & Pengikatan Jaminan Kredit serta Implikasi Positifnya terhadap Penanganan Kredit / Piutang Macet

[X]
×