Reporter: Vendi Yhulia Susanto | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasca pengumuman adanya dua warga negara Indonesia (WNI) yang terinfeksi virus corona sempat terjadi panic buying di beberapa daerah.
Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey mengatakan, panic buying itu sempat terjadi di enam wilayah diantaranya DKI Jakarta dan Surabaya. Ia menyebutkan, barang-barang yang berkaitan dengan pencegahan virus corona seperti masker dan desinfektan mengalami lonjakan permintaan.
Baca Juga: Atasi virus corona, masyarakat diminta tenang agar stok terjaga
Selain itu, sebagaian masyarakat juga sempat membeli kebutuhan pokok agar mereka memiliki stok dan tidak perlu keluar rumah. Akan tetapi, lonjakan permintaan ini hanya terjadi beberapa jam saja.
"Kemarin enam kota. Itu hanya beberapa jam saja, karena itu hanya paranoid. Sekarang sudah makin turun bahkan di kota-kota tersebut kembali berbelanja dengan wajar," kata Roy, Selasa (3/3).
Roy memprediksi terjadi peningkatan penjualan sekitar 10% hingga 15% dari biasanya karena adanya kenaikan permintaan tersebut.
Roy menegaskan, peritel tidak akan serta merta menaikkan harga kebutuhan suatu barang meski permintaannya menigkat. Sebab peritel modern merupakan korporasi yang memiliki sistem dan struktur terkait kenaikan harga.
"Jika produsen tidak ada eskalasi perubahan (harga) maka di ritel modern sektor hilir tidak akan ada perubahan harga, kami pastikan itu, sehingga hal ini juga tentunya untuk menjamin adanya keberagaman pasokan atau kebutuhan masyarakat," jelas Roy.
Baca Juga: Pemerintah minta masyarakat tak panik hingga belanja berlebihan gara-gara corona
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News