kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.919.000   13.000   0,68%
  • USD/IDR 16.249   -5,00   -0,03%
  • IDX 7.047   42,07   0,60%
  • KOMPAS100 1.029   8,11   0,79%
  • LQ45 786   6,95   0,89%
  • ISSI 231   0,98   0,43%
  • IDX30 406   4,77   1,19%
  • IDXHIDIV20 470   5,25   1,13%
  • IDX80 116   1,04   0,90%
  • IDXV30 117   1,12   0,96%
  • IDXQ30 131   1,74   1,35%

Apa Penyebab Rupiah Kembali Loyo?


Rabu, 23 Oktober 2024 / 15:07 WIB
Apa Penyebab Rupiah Kembali Loyo?
ILUSTRASI. Nilai tukar rupiah kembali melemah terhadap dolar AS. Hingga Rabu (23/10) Pukul 15.05 WIB, rupiah melemah 0,38% menjadi Rp 15.627 per dolar AS


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Nilai tukar rupiah kembali melemah terhadap dolar AS. Hingga Rabu (23/10) Pukul 15.05 WIB, rupiah melemah 0,38% menjadi Rp 15.627 per dolar AS

Staf Bidang Ekonomi, Industri, dan Global Markets dari Bank Maybank Indonesia Myrdal Gunarto menilai, melemahnya rupiah terhadap dollar AS saat ini, disebabkan karena capital outflow di pasar keuangan domestik.

“Itu karena ekspektasi penurunan bunga agresif The Fed yang semakin tipis, terlihat dari posisi yield US treasury. Apalagi ditambah faktor geopolitik di Timur Tengah yang semakin panas, membuat harga minyak merayap naik,” tutur Myrdal kepada Kontan, Rabu (23/10).

Ekspektasi penurunan suku bunga The Fed yang menurun, dan konflik di Timur Tengah tersebut menyebabkan investor global mengambil untung atau profit taking di emerging market dan bergeser ke major market lagi.

Baca Juga: Rupiah Kembali Terkapar, Diperkirakan Stagnan Rp 16.000 per Dollar AS Hingga 2025

Nah, untuk mencegah pelemahan rupiah lebih lanjut,  Myrdal mengatakan, BI dapat melakukan intervensi pasar, mengingat posisi cadangan devisa BI  masih melimpah, yakni per akhir September 2024 mencapai US$ 149,92 miliar.

Selain itu, pemerintah dan BI juga bisa terus mendorong eksportir sumber daya alam (SDA) untuk semakin intensif merealisasikan devisa hasil ekspor (DHE).

“Kebijakan lain bila diperlukan bisa berupa menambah jadwal lelang SRBI dengan bunga menarik dari seminggu sekali menjadi seminggu dua kali,” ungkapnya.

Meski begitu, Myrdal memperkirakan dampak pelemahan nilai tukar rupiah saat ini hanya bersifat sementara. Ia memperkirakan rupiah akan kembali menguat ke level Rp 15.106 per dollar AS, begitu The Fed menurunkan kembali suku bunga pada November dan Desember 2024.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×