kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Apa Penyebab Rupiah Kembali Loyo?


Rabu, 23 Oktober 2024 / 15:07 WIB
Apa Penyebab Rupiah Kembali Loyo?
ILUSTRASI. Nilai tukar rupiah kembali melemah terhadap dolar AS. Hingga Rabu (23/10) Pukul 15.05 WIB, rupiah melemah 0,38% menjadi Rp 15.627 per dolar AS


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Nilai tukar rupiah kembali melemah terhadap dolar AS. Hingga Rabu (23/10) Pukul 15.05 WIB, rupiah melemah 0,38% menjadi Rp 15.627 per dolar AS

Staf Bidang Ekonomi, Industri, dan Global Markets dari Bank Maybank Indonesia Myrdal Gunarto menilai, melemahnya rupiah terhadap dollar AS saat ini, disebabkan karena capital outflow di pasar keuangan domestik.

“Itu karena ekspektasi penurunan bunga agresif The Fed yang semakin tipis, terlihat dari posisi yield US treasury. Apalagi ditambah faktor geopolitik di Timur Tengah yang semakin panas, membuat harga minyak merayap naik,” tutur Myrdal kepada Kontan, Rabu (23/10).

Ekspektasi penurunan suku bunga The Fed yang menurun, dan konflik di Timur Tengah tersebut menyebabkan investor global mengambil untung atau profit taking di emerging market dan bergeser ke major market lagi.

Baca Juga: Rupiah Kembali Terkapar, Diperkirakan Stagnan Rp 16.000 per Dollar AS Hingga 2025

Nah, untuk mencegah pelemahan rupiah lebih lanjut,  Myrdal mengatakan, BI dapat melakukan intervensi pasar, mengingat posisi cadangan devisa BI  masih melimpah, yakni per akhir September 2024 mencapai US$ 149,92 miliar.

Selain itu, pemerintah dan BI juga bisa terus mendorong eksportir sumber daya alam (SDA) untuk semakin intensif merealisasikan devisa hasil ekspor (DHE).

“Kebijakan lain bila diperlukan bisa berupa menambah jadwal lelang SRBI dengan bunga menarik dari seminggu sekali menjadi seminggu dua kali,” ungkapnya.

Meski begitu, Myrdal memperkirakan dampak pelemahan nilai tukar rupiah saat ini hanya bersifat sementara. Ia memperkirakan rupiah akan kembali menguat ke level Rp 15.106 per dollar AS, begitu The Fed menurunkan kembali suku bunga pada November dan Desember 2024.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×