Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - TANGERANG. Pada tahun ini, pertumbuhan ekonomi dunia diproyeksikan masih lesu. Hal itu terlihat dari sejumlah lembaga internasional yang telah merilis pertumbuhan ekonomi global yang diproyeksikan melambat tahun ini. Untuk itu, pemerintah harus memastikan sumber pertumbuhan ekonomi dalam negeri tetap dijaga agar tidak terimbas pelemahan ekonomi global.
Sebelumnya, International Monetary Fund (IMF) yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi global akan berada pada level 3,5% pada 2019. Demikian juga Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) memperkirakan ekonomi dunia hanya tumbuh 3,3% tahun ini.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, adanya pelemahan pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini sudah menjadi peringatan sejak tahun lalu. Menurutnya, Indonesia akan turut mengalami dampak atas pelemahan ekonomi dunia lantaran melemahnya pertumbuhan perdagangan internasional.
Tahun ini, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,3%. Sri Mulyani pun mengatakan, untuk mencapai pertumbuhan ekonomi di atas 5% maka sumber pertumbuhan dalam negeri harus terus dijaga.
"Kalau Indonesia ingin mencapai pertumbuhan yang tetap tinggi di atas 5%, kita harus meyakinkan bahwa pusat-pusat atau sumber-sumber pertumbuhan dalam negeri tetap bisa menjadi engine of growth. Itu adalah invetasi, konsumsumsi, serta belanja pemerintah," ujar Sri Mulyani, Selasa (13/3).
Untuk menjaga konsumsi masyarakat, pemerintah akan terus menjaga daya beli masyarakat tetap terjaga. Dia mengatakan, adanya deflasi di Februari menggambarkan harga cukup stabil sehingga konsumsi tetap terhaga. Bila ini bisa dipertahankan, maka pertumbuhan ekonomi akan terus terdongkrak.
Tahun ini diharapkan investasi tetap bertumbuh. Menkeu mengatakan, investor masih akan tetap tertarik masuk ke Indonesia melihat ukuran populasi dan ekonomi Indonesia yang besar, adanya komitmen pemerintah yang selalu berupaya memperbaiki kemudahan berbisnis, infrastruktur yang terbangun, hingga sumber daya manusia yang berkualitas.
"Saya rasa kalau pemerintah tetap menjaga policy tetap konsisten, makro stabil, inflasi rendah pertumbuhan ekonomi tinggi, dan dengan populasi yang muda, ini semua merupakan daya tarik yang luar biasa," terang Sri Mulyani.
Tak hanya itu, Sri Mulyani pun mengatakan pemerintah terus berupaya mendorong ekspor nasional. Dia pun yakin ekspor masih akan tetap mencatat pertumbuhan mengingat beberapa negara masih mencatat pertumbuhan yang cukup baik dan memiliki potensi pasar yang besar.
Lebih lanjut, impor pun akan terus ditekan dengan berbagai aturan yang ditetapkan, misalnya dengan menerapkan B20 hingga meningkatkan industri subsitusi impor. Dia menyakini bila impor dapat ditekan, maka faktor negatif terhadap pertumbuhan ekonomi menjadi lebih kecil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News