kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Antisipasi Kemarau, Pengadaan Pompa Air untuk Sawah Rampung Sebelum Agustus


Selasa, 11 Juni 2024 / 16:05 WIB
Antisipasi Kemarau, Pengadaan Pompa Air untuk Sawah Rampung Sebelum Agustus
ILUSTRASI. Kementerian Pertanian (Kementan) tengah menyiapkan pompa air sawah untuk memitigasi dampak musim kemarau terhadap produksi komoditas strategis.


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kementan) tengah menyiapkan pompa air sawah untuk memitigasi dampak musim kemarau terhadap produksi komoditas strategis. Anggaran yang digunakan untuk pengadaan pompa tersebut sekitar Rp 7 triliun.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengakui bahwa kondisi iklim saat ini tidak menentu. Kondisi El Nino diperkirakan akan selesai pada Juli-Agustus.

Setelah itu, Indonesia diperkirakan akan memasuki musim kemarau yang puncaknya diperkirakan berlangsung pada Agustus-Oktober.

Untuk mengantisipasi El Nino dan kemarau, Kementan sejak Maret telah melakukan pompanisasi.

Amran menyebut, realisasi pengadaan pompa air sawah saat ini sudah sekitar 70% dan 30% lagi masih dalam proses.

"Jadi beliau (Presiden Jokowi) perintahkan segera selesaikan yang 30% sebelum Agustus," ujar Amran di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (11/6).

Baca Juga: Bulog Pastikan Harga Beras Tak Naik Meski Produksi Diprediksi Turun Saat Kemarau

Jika pengadaan sudah selesai, 25.000 pompa air sawah akan terpasang di sentra-sentra produksi beras untuk memitigasi kekeringan. 

Adapun sentra produksi beras diantaranya di wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Lampung, Sumatra Selatan, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah.

Amran mengatakan pompanisasi merupakan solusi cepat ketimbang mencetak lahan sawah baru. Sebab, mencetak lahan sawah membutuhkan waktu sekitar 1 tahun sampai 3 tahun. Sementara kebutuhan pangan merupakan kebutuhan yang mesti segera dipenuhi. 

Terkait produksi beras yang menurun, Amran mengatakan hal itu karena El Nino.

"Kami fokus menyelesaikan pompanisasi, kemudian kita ekstentifikasi, intensifikasi di dalam negeri," terang Amran.

Sebelumnya, Badan Pangan Nasional (Bapanas) memprediksi harga beras akan kembali mengalami kenaikan pada semester II/2024. 

Kenaikan dipicu lantaran produksi beras berdasarkan Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS) mengalami defisit mencapai 2,6 juta ton pada periode Januari - Juli 2024. 

Kepala Bapanas,Arief Prasetyo Adi menyebutkan, pada periode tersebut, produksi beras dalam negeri diperkirakan sebesar 18,64 juta ton, jauh lebih rendah dibandingkan periode yang sama di tahun lalu yaitu mencapai 21,11 juta ton. 

"Total produksi beras Januari-Juli sebesar 18,64 juta ton, lebih rendah 2,47 juta ton dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya," jelas Arief dalam Rapat Kerja Bersama Komisi IV DPR RI, Senin (10/6). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×