kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Anies Baswedan ogah buru-buru melonggarkan pembatasan meski kasus Covid-19 turun


Senin, 16 Agustus 2021 / 04:30 WIB
Anies Baswedan ogah buru-buru melonggarkan pembatasan meski kasus Covid-19 turun


Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut pandemi virus corona (Covid-19) di DKI Jakarta telah berangsur melandai. Ini terlihat dalam berbagai data dalam penanganan pandemi Covid-19. Setelah Sempat mencapai puncak 113.137 kasus aktif pada 16 Juli lalu, angka kasus aktif DKI Jakarta saat ini telah di bawah angka 10.000 kasus.

Selain itu, angka penambahan kasus harian pun turun secara drastis pada saat ini. Sebelumnya, puncak penambahan kasus harian di DKI Jakarta mencapai 14.000 kasus, kini turun hingga 1.000 kasus.

"Pandemi melandai tapi belum benar-benar berkurang. Karena itu kita harus berikhtiar ekstra, masih ada risiko putar balik atau naik lagi," ujar Anies dalam keterangan resmi, Sabtu (14/8).

Penurunan kasus tersebut pun berdampak pada kemampuan penanganan fasilitas kesehatan. Anies menyebut tingkat keterisian (BOR) fasiltas perawatan telah berada di bawah ambang batas yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 60%.

Baca Juga: Inilah proyek prioritas Gubernur DKI Anies Baswedan di 2021-2022

Pada BOR ruang isolasi menunjukkan angka sebesar 32%, sedangkan BOR untuk unit perawatan intensif (ICU) tercatat sebesar 59%. Saat ini, DKI Jakarta pun telah menurunkan kembali kapasitas ruang perawatan pasien Covid-19.

Rasio kasus positif Covid-19 di Jakarta pun menunjukkan penurunan. Pada puncaknya, angka positivity rate mencapai 48% yang kini telah turun hingga di bawah 10%.

"Sekarang positivitas Jakarta telah turun di bawah ambang batas maksimal 10%, tapi kita masih harus terus mengejar agar tingkat positivitas ini di bawah ambang batas ideal yaitu 5%," terang Anies.

Meski positvity rate mengalami penurunan, Anies bilang, angka tes di Jakarta masih tinggi. Bahkan pada pekan terakhir mencapai 11 orang per 1.000 penduduk per minggu yang berada jauh di atas standar WHO sebesar 1 per 1.000 penduduk per minggu.

Walau data telah menunjukkan kondisi melandai, Anies masih belum mau terburu-buru dalam membuka pembatasan. Pembukaan pembatasan kegiatan dinilai dapat memicu lonjakan kasus Covid-19.

"Kita melihat kemenangan sudah di depan mata, sudah dekat, tapi tidak boleh terlena, tidak boleh buru-buru beraktivitas sebebas-bebasnya," ungkapnya.

Sebagai informasi, sejak awal Juli lalu terdapat lonjakan kasus positif Covid-19 di Jakarta. Oleh karena itu, Jakarta menjadi salah satu wilayah yang menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat dan PPKM level 4 hingga saat ini.

Selanjutnya: Survei elektabilitas versi IPO, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo teratas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×