Sumber: Kompas.com | Editor: Sanny Cicilia
NUSA DUA. Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie terlihat percaya diri saat menyampaikan pidatonya pada pembukaan Musyawarah Nasional IX Partai Golkar, Minggu (30/11) malam, di Hotel Westin, Nusa Dua, Bali. Keputusan Rapimnas di Yogyakarta yang menjadi dasar legitimasi penyelenggaraan Munas pada 2014 ini berjalan mulus.
Puja-puji dan tepuk tangan pun berulang kali dilayangkan untuk Aburizal Bakrie. Angin bertiup ke arah Aburizal atau Ical?
Peserta yang menghadiri Munas IX Partai Golkar melampaui ekspektasi. Lebih dari 2.000 orang hadir. Padahal, menurut panitia, undangan yang disebar hanya 1.745. Kericuhan dan konflik yang terjadi sebelum Munas tak menghalangi langkah para kader menjejakkan kaki di Bali.
"Ternyata yang hadir lebih dari undangan yang disebar. Minat untuk datang ke Munas tinggi, lokasi di Bali jadi menjadi daya tarik," kata Organizing Committee Munas IX Partai Golkar, Ahmadi Noor Supit.
Sindir Agung Laksono cs
Dalam pidatonya, Aburizal berulang kali menyinggung para elite Golkar yang tergabung dalam Presidium Penyelamat Partai Golkar. Ia mempertanyakan tudingan kelompok Agung yang menyebut Munas Bali bagian dari rekayasa untuk memuluskan jalan Aburizal kembali memimpin Golkar.
Secara terbuka, Aburizal mengapresiasi sikap politik dua calon ketua umum yang mengikuti Munas Bali yaitu MS Hidayat dan Airlangga Hartarto yang dianggapnya lebih ksatria dibanding Agung Laksono atau Priyo Budi Santoso.
"Saya minta mereka kembali ke bawah (pohon) beringin yang teduh," kata Aburizal.
Mantan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat itu mengatakan, pembentukan Presidium Penyelamat Partai Golkar untuk menyelenggarakan unas pada tahun 2015 tak hanya gegabah, tetapi juga melanggar aturan partai. Ia menegaskan, pelaksanaan Munas IX di Bali pada tahun ini sesuai dengan konstitusi partai karena diputuskan dalam Rapimnas VII yang digelar di Yogyakarta pertengahan November lalu. Oleh karena itu, kata Aburizal, tak boleh ada kader yang menentangnya karena Rapimnas derajatnya lebih tinggi dari rapat pleno.
"(Mengubah) Kebijakan partai tidak bisa dilakukan dengan segelintir orang, apalagi menggunakan unsur intimidasi, premanisme dan kekerasan," ujarnya.
Pernyataan Aburizal ini pun mendapatkan sambutan riuh dari peserta Munas yang diikuti teriakan "Hidup ARB, hidup ARB".
Banggakan KMP
Pembukaan Munas ini dihadiri oleh petinggi partai Koalisi Merah Putih, di antaranya, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Majelis Pertimbangan PAN Amien Rais, Ketua Umum PAN Hatta Rajasa, Presiden PKS Anis Matta, Ketua Umum PBB MS Kaban, Ketua Harian DPP Partai Demokrat Syarief Hasan, dan dua pimpinan PPP, Djan Faridz serta Syaifullah Tamliha.
Aburizal pun mengungkapkan rasa bangganya terhadap soliditas KMP. Ia bahkan mengklaim KMP merupakan koalisi paling efektif dan mampu berperan besar sebagai penyeimbang pemerintahan yang berkuasa.
"Patut dicatat, baru kali ini dalam sejarah ada koalisi yang efektif. Banyak hal yang bisa kita lakukan. Saya yakin, peran yang kita jalankan menjadi faktor penting untuk Indonesia yang maju dan bermartabat," kata Aburizal.
Ia juga mengklaim, sebagai ketua umum, mampu membawa Golkar punya peran penting di KMP. Dalam struktur KMP, Aburizal dipercaya menjadi Ketua Presidium KMP karena pengalaman, kinerja, dan faktor senioritasnya.
Kesuksesan Aburizal menahkodai KMP menutupi penilaian terhadap tak berprestasinya Golkar dalam Pemilu dan Pemilihan Presiden 2014. Posisi Golkar di KMP ini juga membuat dukungan untuk Aburizal kembali menjadi ketua umum mengalir deras.
Ingin tetap di KMP
Ketua DPP Partai Golkar Tantowi Yahya menyebut, dukungan untuk Aburizal berasal dari mayoritas Ketua DPD I/II yang memiliki hak suara di Munas IX. Aburizal diharapkan kembali menjadi ketua umum dan memantapkan posisi di KMP untuk menjaga konsistensi sebagai kubu penyeimbang di luar pemerintahan.
"Dukungan itu berbasis pada keinginan agar Golkar tetap berada di KMP. Mereka benar-benar merasakan Golkar bisa memainkan peran penting di KMP karena Pak Aburizal," ujar Tantowi.
Ketua Forum Komunikasi DPD II Partai Golkar se-Indonesia, Muntasir Hamid menyampaikan hal senada. Ia mengungkapkan, peluang Aburizal kembali terpilih sebagai ketua umum melalui Munas IX sangat terbuka lebar. Muntasir menjelaskan, dukungan untuk Aburizal muncul karena tak adanya calon lain yang menjadi pesaing tangguh.
Kader Golkar yang digadang-gadang akan maju sebagai calon ketua umum memilih bergabung dengan Presidium Penyelamat Partai Golkar yang dianggap tak memiliki legitimasi.
"Kemungkinan Pak Aburizal diberikan kesempatan sekali lagi," kata Muntasir.
Pesaing kuat
Pesaing Aburizal di bursa calon ketua umum yang kemungkinan akan menjadi pesaing kuat adalah Airlangga Hartarto. Airlangga mengaku mengantongi dukungan dari 40% pemilik hak suara dan optimistis tak akan berubah jika Munas IX digelar secara demokratis, transparan, dan fair. Ia mengaku ingin maju untuk menjalankan proses regenerasi di tubuh Golkar. Ambisi utamanya jika terpilih menjadi ketua umum adalah memenangkan Golkar di Pemilu 2019.
"Apabila nanti pelaksanaannya sesuai amanat, saya siap maju (sebagai caketum Golkar). Dalam ruang demokrasi peluang itu (selalu) ada," katanya.
Jika pemilihan ketua umum hanya diikuti dua calon, peluang Aburizal lebih besar dibandingkan Airlangga. Selama ini, jangkauan Aburizal ke pemilik suara lebih luas karena posisinya sebagai ketua umum.
Sementara, Airlangga yang hanya menjabat Ketua DPP Partai Golkar perlu usaha lebih dari luar biasa untuk dapat mengalahkan Aburizal di hari pemilihan yang rencananya digelar 2 atau 3 Desember 2014.
Akan tetapi, politik selalu dinamis. Munas Golkar masih akan berlangsung hingga 3 Desember 2014. Selama tiga hari ke depan, angin bisa saja berembus ke arah lainnya. (Indra Akuntono)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News