Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Kebijakan Bank Indonesia (BI) terkait kewajiban menggunakan rupiah untuk setiap transaksi di dalam negeri mulai diberlakukan. Analis pasar uang Bank Mandiri Tbk Reny Eka Putri memperkirakan aturan ini tidak akan berdampak secara langsung dalam memperkuat nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS).
Menurut dia, aturan tersebut akan efektif apabila diberlakukan secara terus menerus dan konsisten. "Rupiah baru dapat optimal menguat secara jangka menengah dan panjang sesuai dengan keefektifan kebijakan ini dijalankan," ujar Reny, Jakarta, Rabu (1/7).
Kondisi tersebut berbeda dengan kebijakan intervensi yang diterpakan oleh bank sentral. Dimana, aksi tersebut akan berdampak langsung secara jangka pendek ke pasar.
Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS menguat pada perdagangan Rabu (7/1). Kurs tengah BI ditutup di level 13.331 per dollar AS dibandingkan Selasa (30/6) yang di level 13.332 per dollar AS.
Menurut Reny, penguatan rupiah dipengaruhi oleh rilis data inflasi yang terkontrol sebesar 0,54% secara month on month (mom). Selain itu inflasi inti juga masih dikisaran 5%.
Dia memprediksi nilai tukar rupiah di akhir tahun akan berkisar 13.400-13.500 per dollar AS."Pergerakan rupiah akan dipengaruhi oleh faktor eksternal terkait kebijakan kenaikan suku bunga acuan the Fed," ujar Reny.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News