Reporter: Hendra Gunawan | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan Jakarta sudah penuh dengan bangunan. Belum lagi dengan bangunan mal yang memakan ruang terbuka hijau (RTH), seperti di Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan.
Oleh karena itu, Basuki mengimbau para pengembang membangun usaha mereka di kawasan Jakarta Timur, atau Marunda, yang lahannya masih banyak yang kosong. "Coba dibangun saja di Jakarta Timur atau Marunda yang lahannya masih kosong," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Selasa (17/9).
Basuki berpendapat pembangunan mal tidak dapat diteruskan karena kondisi infrastruktur yang tidak memadai. Ditambah lagi, keberadaan mal di tengah kota juga menjadi salah satu biang penyebab kemacetan.
Salah satu wilayah yang tidak boleh lagi dibangun mal adalah Jakarta Selatan. Kondisi jalan di Jakarta Selatan tergolong kecil, tidak lebar, dan daerah resapan airnya kecil-kecil. Namun, masih banyak proyek pembangunan mal yang kini masih dalam tahap pengerjaan.
Pemprov DKI tidak dapat membongkar pembangunan mal itu. Sebab, mereka telah mengantongi izin membangun. Pemberhentian sementara pembangunan mal di Jakarta, kata Basuki, sebagai salah satu upaya untuk mengantisipasi kemacetan.
Apabila nantinya transportasi massal dapat berkembang dengan baik, Basuki tak mempermasalahkan pembangunan mal di Ibu Kota. "Jadi, kalau transportasi massal semuanya oke, bisa saja. Asal kajiannya memenuhi syarat," ujar pria yang biasa disapa Ahok itu.
Hingga tahun 2012, tercatat Jakarta Selatan yang memiliki jumlah mal terbanyak, yakni 26 mal. Jakarta Pusat 20 mal, Jakarta Barat dan Utara masing-masing 10 mal, sedangkan Jakarta Timur 9 mal.
Terakhir, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menyebut ada 173 mal di Jakarta. Dia memastikan tidak akan mengeluarkan izin pembangunan mal lagi. (Kompas.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News