Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Jakarta Monorail (JM) hanya bisa pasrah menerima kenyataan bahwa Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama akan menggantikan Joko Widodo sebagai orang nomor 1 di DKI Jakarta.
Selama ini, Basuki selalu lantang atas kinerja PT Jakarta Monorail yang tidak berkembang. Basuki pulalah yang selalu mengancam membatalkan proyek berbasis rel tersebut. Sementara itu, Jokowi yang terus meyakinkan bahwa proyek itu tetap berjalan.
"Kami ini kan cuma swasta yang minta izin sama pemerintah. Apa kata pemerintahnya saja. Kalau pemerintahnya tidak memberi izin, ya kami terima. Kalau pemerintahnya memberi syarat ini itu, ya kami penuhi," kata Direktur Utama PT JM John Aryananda kepada Kompas.com, Rabu (23/7/2014).
John menambahkan, selama ini, PT JM selalu berusaha memenuhi persyaratan yang diberikan oleh Pemprov DKI terkait dengan keberlanjutan proyek monorel tersebut. Persyaratan tersebut antara lain berupa bussiness plan, properti, dan jaminan bank.
Pemerintah DKI memberi waktu hingga Agustus kepada PT JM untuk memenuhi semua persyaratan tersebut. Jika, PT JM melewati waktu itu dan tidak dapat meyakinkan DKI, dapat dipastikan proyek mantan Gubernur DKI Sutiyoso itu kembali mangkrak.
"Kami yakin dengan semua (persyaratan) itu, tapi kami tidak bisa bilang yakin proyek monorel akan lanjut karena itu semua tergantung pada yang memberi izin. Itu di luar kuasa kami. Kalau kami tetap yakin, itu bukan keyakinan, tapi mimpi namanya," kata John.
Pada pertemuan pertamanya pada Rabu pagi tadi, Ahok langsung mengadukan mengenai proyek monorel kepada Jokowi yang baru masuk kembali setelah menjalani cuti untuk mengikuti proses Pilpres.
"Pak Jokowi setuju membatalkan proyek monorel. Kalau desainnya tidak masuk akal, monorel kita batalkan," kata Basuki, di Balaikota Jakarta, Rabu (23/7). (Laila Rahmawati)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News