Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Puluhan agen bus yang biasa melayani pelanggan pembeli tiket di Terminal Bus Antarkota Antarprovinisi (AKAP) Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, masih menjual tiket meski terminal tersebut sudah ditutup sejak 18 Januari 2014. Mereka melayani pelanggan yang mendatangi terminal untuk membeli tiket. Warga pun masih mendatangi terminal tersebut, tetapi jumlahnya berkurang drastis.
Tanto (33), penjual tiket dari PO Bus BCU jurusan Lebak Bulus-Jepara itu mengatakan, bertahan menjual tiket di sana untuk mengantisipasi pelanggan yang belum mengetahui penutupan terminal tersebut. "Kita bertahan antisipasi pesanan-pesanan tiket dari yang cuma tahu di Lebak Bulus. Kalau sudah ditutup total, ya pindah. Kalau belum, kita beroperasi jual tiket," kata Tanto kepada Kompas.com, Kamis (6/2/2014).
Tanto mengatakan, hingga saat ini para pembeli tiket yang datang ke berbagai PO di Terminal Lebak Bulus rata-rata sekitar puluhan orang per hari. Jumlah ini menurun 50-60 persen dibanding sebelum terminal itu ditutup untuk pembangunan dipo mass rapid transit.
Menurut Tanto, beberapa agen bus masih akan bertahan di sana sambil menunggu sampai terminal ditutup total. Meski demikian, bus-bus yang melayani penumpang hanya melintas di depan terminal atau transit sebentar di jalur depan pintu keluar terminal.
"Sekaligus dikasih tahu biar mereka tahu kalau kita sekarang sudah pindah buka (layanan) di Pondok Cabe, Gintung, sama Pondok Pinang," ujar Tanto.
Puji (33), warga Rebang, Jawa Tengah, yang bekerja sebagai pelaut di Tanjung Priok, Jakarta Utara, mendatangi terminal Lebak Bulus untuk membeli tiket pulang ke Rembang. Ia sudah mengetahui mengenai informasi penutupan terminal. Namun, ia masih memilih membeli tiket di sana karena tempat penjualan agen tiket baru letaknya jauh. "Ada di Ciputat. Kejauhan kalau beli di Ciputat," ujar Puji.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, pintu masuk terminal sudah dipagari agar tidak ada bus yang masuk ke terminal itu. Suasana lengang terlihat di dalam terminal, yang biasanya terisi sekitar 150 bus, 80 agen bus, dan melayani hingga 1.200 penumpang per hari.
Di dalam terminal hanya ada sebuah backhoe atau alat berat. Sekeliling terminal sudah dipagari untuk proses pengerjaan. Meski demikian, pengerjaan yang terlihat baru pembobokan jalan pada 5 tempat di bagian tengah terminal. Ada satu galian serupa sumur di arah pintu keluar terminal.
Dari total luas terminal 2,7 hektar, sekitar 2 hektar di terminal itu nantinya akan digunakan sebagai dipo MRT. Dengan penutupan ini, maka hanya ada angkutan dalam kota, seperti mikrolet, bus sedang, dan transjakarta, yang beroperasi di Terminal Lebak Bulus pada lahan sisa lahan seluas 0,7 hektar. (Robertus Belarminus)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News