Reporter: Vendi Yhulia Susanto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pengawas Keuangan (BPK) merekomendasikan Kementerian Pertanian (Kemtan) untuk meningkatkan pengembangan dana riset agar produk pertanian Indonesia lebih kompetitif di pasar global.
Anggota IV BPK Rizal Djalil mengatakan, ada dua rekomendasi untuk Kemtan untuk meningkatkan kinerja kedepannya. Pertama, Kemtan harus dapat meningkatkan dana riset dan pengembangan agar produk pertanian Indonesia dapat bersaing secara global.
"BPK mendukung sepenuhnya peningkatan dana riset dan pengembangan (Research and Development) sehingga produk kita yang sudah bagus jadi lebih kompetitif lagi di pasar internasional," ujarnya, Selasa (11/6).
Rizal melanjutkan, ke depan Indonesia akan menghadapi persaingan global yang ketat. Terutama dengan negara tetangga seperti Thailand. Negara-negara ini telah melangkah lebih maju dan produk pertanian mereka bisa sudah bisa ditemukan di Mekah, Jeddah, di Eropa dan sebagainya.
Kedua, BPK merekomendasikan agar anggaran untuk perbaikan data pertanian juga ditingkatkan. Termasuk data untuk menetapkan subsidi pupuk, jumlah petani yang menerima subsidi pupuk, luas lahan pertanian dan luas lahan yang sedang panen.
"Selama ini sudah baik, tapi kita perlu update dengan teknologi yang lebih maju," sarannya.
Ia menilai, meski peningkatan anggaran pada kedua sektor tersebut membutuhkan dana yang besar. Tetapi, dengan adanya hal itu diyakini dapat mengurangi polemik besaran kebutuhan impor produk pertanian yang selama ini kerap terjadi.
“Tidak apa jika investasinya besar untuk itu, sehingga putusan yang kita ambil itu benar benar berasal dari data kemtan bukan dari kementerian lain. Dan kalau ada impor (yang) tanda tangan menteri yang bertanggung jawab, menteri pertanian. Kalau tidak ada sebaiknya ditunda saja (impornya) karena Kementan yang mendapat amanah konstitusi untuk menetapkan apakah barang itu ada atau tidak,” ungkap dia.
Rekomendasi itu disampaikan BPK karena Kemtan mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian (OTP) atas laporan keuangan tahun anggaran 2018 yang dapat merealisasikan anggaran sebesar Rp 21,84 triliun dari anggaran yang diberikan pada 2018 sebanyak Rp 24,38 triliun atau realisasi anggaran sebesar 89,5 %.
Lebih lanjut, Rizal menyatakan secara kuantitatif Badan Pusat Statistik (BPS) juga menyampaikan nilai tukar petani (NTP) naik secara signifikan. Demikian juga nilai tukar usaha pertanian (NTUP). “Bukan hanya NTP saja tapi lebih spesifik NTUP,” ucap dia.
Seperti diketahui, BPS merilis NTP pada Mei 2019 sebesar 102,61 naik 0,38 persen dari NTP bulan april yang sebesar 102,23. Sedangkan NTUP bulan Mei sebesar 111,94 naik 0,73 persen dari bulan Aapril sebesar 111,13.
Sementara itu, Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengklaim rekomendasi dari BPK telah ditindaklanjuti. Menurutnya, saat ini Kementerian Pertanian sedang melakukan transformasi pertanian tradisional ke arah pertanian modern.
“Rekomendasi BPK kami sudah tindak lanjuti. Terutama teknologi, Itu sangat penting. Tidak mungkin kita bisa bersaing dengan negara lain tanpa teknologi. Kami melakukan transformasi sejak awal dari pertanian tradisional menjadi pertanian modern,” tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News