Reporter: Agus Triyono | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Perusahaan pelat merah PT Adhi Karya meminta jatah lebih besar dalam proyek kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT). Selain di pengadaan prasarana, perusahaan pelat merah ini berharap ikut serta dalam pengadaan kereta ringan.
Direktur Utama Adhi Karya Kiswodarmawan mengatakan, dalam proyek kereta ringan Adhi tidak hanya ingin dilibatkan dalam proses pengadaan prasarana perkeretaapian, seperti pembangunan jalur kereta, konstruksi jalur layang, stasiun, dan fasilitas operasi.
Adhi Karya juga ingin dilibatkan dalam pengadaan kereta yang jadi sarana perkeretaapian termasuk operasional LRT. Keinginan ini menurut Kiswodarmawan, diajukan perusahaannya ke pemerintah dengan alasan, ingin pada saat operasi, prasarana dan sarana proyek bisa cocok.
"Supaya tanggung jawab menyediakan prasarana ini sinkron, itu saja," katanya, Kamis (18/2).
Menurut Kiswodarmawan, untuk menunjang keinginan masuk ke sarana LRT tersebut, Adhi Karya siap membenamkan investasi senilai 30% dari total investasi sebesar Rp 34 triliun yang diperlukan untuk proyek tersebut.
Seperti diketahui, melalui Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2015 tentang proyek kereta ringan terintegrasi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi, pemerintah menugaskan Adhi Karya membangun prasarana kereta api ringan.
Di Pasal 7 disebut, setelah pembangunan selesai, pemerintah akan mengalihkan prasarana LRT yang telah dibangun Adhi dan mengganti biaya pembangunan. Rencananya, prasarana yang dibangun Adhi akan dialihkan ke PT Kereta Api Indonesia (Persero).
Menteri Perhubungan Ignasius Jonan bilang, KAI akan ditugaskan menjadi operator LRT. Penugasan ini rencananya akan dituangkan dalam peraturan presiden (Perpres) tersendiri. Kiswodarmawan berharap, di Perpres penugasan KAI, Adhi bisa tetap dilibatkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News