Reporter: Handoyo | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank (ADB) akan menggelontorkan pinjaman senilai US$ 2 miliar per tahun ke Indonesia. Pinjaman itu dialokasikan untuk membantu Indonesia dalam membangun berbagai proyek infrastruktur.
Country Director ADB for Indonesia, Steven Tabor, mengatakan, proyek infrastruktur yang melibatkan ADB antara lain proyek-proyek kelistrikan, sanitasi, dan air. Ada juga pinjaman yang akan digunakan untuk membiayai pembangunan waduk, irigasi, perumahan dan infrastruktur transportasi.
Salah satu kementerian yang akan menjadi partner ADB dalam pengelolaan pinjaman adalah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera). Steven bilang, hampir seluruh sektor yang akan dikerjakan Kementerian PU-Pera melibatkan ADB.
"Selain di Jawa, program yang melibatkan ADB ada di luar jawa sepeti Sumatera," ujar dia, kemarin.
Selain memberikan bantuan dana untuk pembangunan infrastruktur fisik, ADB juga memberikan bantuan pinjaman dana untuk proyek infrastruktur non fisik. Salah satu yang dilakukan adalah pembuatan Detail Engineering Design (DED).
Bila dibandingkan 10 tahun lalu, komitmen pinjaman dana yang diberikan ADB ke pemerintah Indonesia meningkat cukup signifikan. Steven menghitung, pada awalnya pinjaman ADB ke Pemerintah Indonesia hanya US$ 700 juta per tahun.
Vice President ADB Bambang Susantono mengatakan, salah satu pembangunan infrastruktur yang disasar ADB adalah infrastruktur perkotaan. Dia bilang infrastruktur perkotaan sangat penting karena wilayah perkotaan menopang sekitar 70%-80% dari Produk Domestik Bruto (PDB) suatu negara.
Pembangunan kota juga harus ramah lingkungan, sebab saat ini sekitar 55% dari seluruh penduduk tinggal di daerah perkotaan. Jumlah itu diperkirakan terus meningkat, hingga pada tahun 2030 mendatang jumlah penduduk perkotaan mencapai dua per tiga dari total penduduk.
ADB menjadi salah satu kreditur pembangunan infrastruktur di Indonesia. Selain ADB, Pemerintah Indonesia juga banyak berhutang baik bilateral maupun multilateral. Salah satu lembaga yang akan disasar pada tahun ini adalah lembaga baru, bernama Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB).
Pada 2016-2017, Indonesia akan mengajukan pinjaman ke lembaga yang baru beroperasi resmi 18 Januari 2016 itu, sebesar US$ 2 miliar. Pinjaman itu untuk membiayai enam proyek infrastruktur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News