Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan eceran pada kuartal II-2020 menurun dibandingkan dengan kinerja pada kuartal I-2020. Ini tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) pada kuartal II-2020 yang tercatat minus 18,2% yoy atau turun cukup dalam dibandingkan pada kuartal I-2020 yang minus 1,9% yoy.
Menurut hasil survei Bank Indonesia (BI), penurunan kinerja penjualan ritel pada kuartal kedua tahun ini disebabkan pandemi Covid-19 yang mendorong pemerintah menerapkan sejumlah kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
"Sejak Maret 2020, pemerintah menerapkan kebijakan pembatasan di sejumlah daerah dan berdmapak pada terbatasnya aktivitas masyarakat, termasuk ritel," tulis bank sentral dalam laporan hasil Survei Penjualan Eceran yang diterima Kontan.co.id, Selasa (11/8).
Baca Juga: Penjualan eceran mulai membaik pada Juni 2020 meski berada dalam fase kontraksi
Penurunan kinerja penjualan eceran terutama terjadi pada sub kelompok komoditas sandang sebesar minus 72,9% yoy atau lebih dalam dari kontraksi pada kuartal I-2020 yang sebesar minus 42,8% yoy.
Kinerja penjualan eceran kuartal II-2020 memang turun dibandingkan kuartal I-2020. Namun, di penghujung kuartal II-2020, alias pada bulan Juni 2020, penjualan eceran nampak mulai membaik meski masih berada dalam fase kontraksi.
Hal ini tercermin dari IPR bulan tersebut yang minus 17,1% yoy alias membaik dari kontraksi pada Mei 2020 yang sebesar minus 20,6% yoy.
"Membaiknya kinerja penjualan eceran didorong oleh mulai beroperasinya pertokoan seiring peralihan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di beberapa daerah dan implementasi adaptasi kebiasaan baru (AKB)," ujar BI dalam laporannya, Selasa (11/8).
Perbaikan kinerja penjualan eceran pada Juni 2020 terjadi pada hampir seluruh kelompok komoditas yang disurvei, terutama kelompok bahan bakar kendaraan bermotor. Meski masih tumbuh minus 27,0% yoy, tetapi ini membaik daripada kontraksi pada Mei 2020 yang sebesar minus 45,4% yoy.
Selain itu, ada juga perbaikan pada makanan, minuman dan tembakau yang mengalami perbaikan kontraksi dari minus 9,7% yoy pada Mei 2020 menjadi minus 7,6% yoy ada Juni 2020.
Ada juga kelompok peralatan informasi dan komunikasi yang tumbuh minus 16,3% yoy alias membaik dari minus 19,7% yoy pada bulan Mei 2020.
Baca Juga: Resmi jadi deputi gubernur BI, ini profil singkat Doni P. Joewono
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News