kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada kerugian Rp 554 M di proyek listrik era SBY


Selasa, 31 Mei 2016 / 19:09 WIB
Ada kerugian Rp 554 M di proyek listrik era SBY


Reporter: Handoyo | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. Hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menemukan program percepatan pembangunan pembangkit listrik atau Fast Track Program (FTP) 10.000 Mega Watt (MW) terindikasi merugikan negara sebesar kurang lebih Rp 554 miliar dari pembayaran uang muka.

Anggota IV BPK, Rizal Djalil mengatakan, dari hasil audit yang dilakukan terhadap program listrik pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini, proyek yang berjalan selama 10 tahun hanya terrealisasi sebesar 79% atau sekitar 7.919 megawatt (MW).

Dari hasil audit yang dilakukan tersebut menunjukkan bila sebanyak 166 proyek pengadaan listrik yang dilakukan dalam program FTP meninggalkan masalah yang cukup besar. Beberapa permasalahan dalam proyek tersebut diantaranya adalah banyaknya gardu yang sudah dibangun tapi tidak dipakai, banyak jaringan kontruksi tidak jalan karena terhambat pembebasan lahan.

Sebanyak 77 jaringan konstruksi dan gardu kehambat pembebasan lahan. Beberapa lahan gardu juga belum dapat dibebaskan lahannya. 22 kontrak transmisi dan gardu belum dimanfaatkan karena belum ada interkoneksinya. Proyek bernilai Rp 6,5 triliun inipun dapat dikatakan mangkrak.

Menteri Kordinator Kemaritiman Rizal Ramli mengakui selama ini program kelistrikan masih banyak terkendala. Salah satunya adalah banyak perusahaan rekanan yang tidak kompeten dalam bidang kelistrikan. Sehingga setelah mendapat izin, perusahaan tersebut menawarkan kepihak ketiga.

Selain itu, persoalan lain yang juga menjadi tantangan berat adalah persoalan tanah. Selama ini pemda mengeluhkan kurangnya pasokan listrik namun tidak mau bekerjasama dalam pengadaan lahannya. "Banyak kasus pemda diam saja, padahal kurang listrik. Mereka tidak membantu," katanya.

Dengan berbagai tantangan tersebut, Rizal mengatakan bila proyek listrik 35.000 MW yang dicanangkan saat ini terlalu ambisius. Sehingga menurutnya, target realistis yang mungkin dicapai adalah sebesar 17.000 MW-18.000 MW. Bila hal tersebut dapat diraih, itu sudah menjadi prestasi.

Direktur Perencanaan Korporat PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), Nicke Widyawati mengatakan, belum mengetahui detail dari hasil audit yang dilakukan oleh BPK. "Namun yang pasti kami akan menjalankan hasil audit tersebut," kata Nicke.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×