Reporter: Ratih Waseso | Editor: Yudho Winarto
Melihat progres pendataan di dalam SID Abdul Halim optimistis dalam waktu tak lama akan terpenuhi seluruh data desa dan warga desa yang diunggah ke dalam sistem informasi desa.
Terkait validitas data, Abdul Halim tidak meragukan kemampuan desa. Hal tersebut berkaca dari pendataan 8 juta keluarga penerima manfaat (KPM) BLT Dana Desa sebelumnya.
"Saya yakin Desa sangat bisa dipercaya buktinya apa? KPM BLT Dana Desa kemarin 8 juta penerima manfaat itu adalah hasil pendataan yang dilakukan oleh desa. Kedua saya sangat optimistis dan sangat percaya kepada desa karena pemutakhiran data desa ini betul-betul untuk kepentingan desa. Dari desa oleh desa untuk desa," jelasnya.
Namun, pengawalan validitas pendataan desa di SID harus tetap dilakukan. Oleh karenanya ada tiga strategi yang harus dilakukan desa dalam menjaga validitas data.
Nantinya setiap desa diminta menyiapkan minimal tiga staff setelah pemutakhiran data berbasis SDGs Desa selesai. Staff tersebut akan fokus dalam tiga strategi yaitu memeriksa kelengkapan, keakuratan, serta keberlanjutan data SDGs Desa.
Baca Juga: Alokasi pagu indikatif Kemendesa PDTT tahun 2022 sebesar Rp 3,10 triliun
Strategi pertama ialah memastikan kelengkapan dari pemutakhiran data yang sudah ada. Setelah pengecekan kelengkapan data yang ada, maka langkah berikut ialah validasi atau keakuratan data.
"Untuk menetapkan hasil ini kita tiru keberhasilan di dalam pendataan keluarga penerima manfaat BLT melalui musdes. Jadi hasil pemutakhiran data dipaparkan di musyawarah desa," imbuhnya.
Terakhir yang terpenting menurut Abdul Halim ialah adanya keberlanjutan data SDGs Desa. Dimana SDGs Desa memiliki sifat yang sangat dinamis maka keberlanjutannya diperlukan untuk mendapatkan data secara real time.
"Sering kita temui adalah pendataannya sudah ada tapi sudah bertahun-tahun enggak pernah di cek, apakah datanya ini masih bisa digunakan atau tidak. Maka dengan adanya keberlanjutan data ini maka 3 strategi tadi akan terpenuhi yaitu kelengkapan data keakuratan data dan keberlanjutan data," paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News