kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

9.700 polisi amankan aksi 5000 buruh hari ini


Kamis, 02 Oktober 2014 / 10:48 WIB
9.700 polisi amankan aksi 5000 buruh hari ini
ILUSTRASI. KONTAN/Carolus Agus Waluyo


Sumber: Kompas.com | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Sebanyak 9.700 polisi dari tim gabungan TNI dan Polri akan mengamankan aksi buruh yang dilakukan oleh Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) hari ini. Massa KSPI yang diperkirakan berjumlah sekitar 5.000 orang akan melakukan aksi long march yang akan dimulai dari Bundaran Hotel Indonesia. 

"Sudah ada pemberitahuan soal aksi KSPI. Jumlah massa sekitar 5.000 orang dengan jumlah pengamanan 9.700 personel," ujar Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto, ketika dihubungi, Kamis (2/10). 

Rikwanto mengatakan, aksi yang dipimpin oleh Said Iqbal itu merupakan buruh dari beberapa wilayah seperti Tangerang, Depok, Bekasi, Bogor, Karawang, dan Purwakarta. Mereka semua akan berkumpul di Bundaran HI, kemudian memulai long march menuju Istana Negara, Balai Kota DKI Jakarta, dan kantor BUMN. 

Setelah selesai melakukan aksi long march, massa akan berpencar ke sejumlah titik. Massa buruh dari Banten akan bergerak menuju DPR RI. Massa buruh dari Bekasi dan daerah Jawa Barat lain akan bergerak menuju Kemenakertrans. Sedangkan, massa perwakilan dari DKI akan bergerak menuju gedung KPK dan PT Freeport. 

Massa dari KSPI ini menuntut kenaikan upah buruh pada tahun 2015 sebesar 30 persen. Selain itu, mereka juga menuntut untuk penghapusan sistem outsourcing. Mereka juga menolak kenaikan harga BBM. 

Rikwanto mengatakan, ada kemungkinan terjadi pengalihan arus lalu lintas terkait aksi yang dijalankan hari ini. Namun, hal tersebut bersifat situasional tergantung kondisi di lapangan. "Kemungkinan ada. Tapi situasional," ujar Rikwanto. (Jessi Carin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×