Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memprediksi jumlah masyarakat yang melakukan mudik Lebaran di 2023 mencapai 80 juta orang.
Kondisi ini menurutnya membuat pengelolaan arus mudik dan arus balik Lebaran cukup menantang, yakni bagaimana mengendalikan lonjakan pergerakan orang yang lebih besar dari tahun lalu.
Menurutnya, ada sejumlah faktor yang menyebabkan lonjakan tersebut.
"Lonjakan ini diprediksi akan terjadi karena tahun ini kasus Covid menurun, sudah tidak ada PPKM, dan keadaan ekonomi membaik," jelasnya.
Melansir keterangan pers di laman dephub.go.id, Budi Karya bilang, sudah mempersiapkan langkah awal terkait hal tersebut.
Pertama, menyiapkan survey potensi pergerakan mobilitas masyarakat selama Angleb 2023 dan melaksanakan inspeksi keselamatan (ramp check) pada sarana transportasi baik darat, laut, udara dan kereta api.
Kedua, di sektor darat, Kemenhub bersama KemenPUPR dan Korlantas Polri telah melakukan pengecekan kondisi jalur pantai selatan dan pantai utara Jawa.
Baca Juga: Mudik Lebaran 2023, PUPR Persiapkan 16 Ruas Jalan Tol Baru yang akan Dioperasikan
Ketiga, menyiapkan armada transportasi publik untuk mengantisipasi lonjakan penumpang.
Keempat, memfasilitasi program mudik gratis untuk menekan jumlah pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi, khususnya sepeda motor.
Pengidentifikasian masalah
Menhub mengatakan, penyelenggaraan Angleb dan Angkutan Natal dan Tahun Baru (Nataru) pada tahun 2022 lalu, menjadi modal atau bekal penting untuk meningkatkan kinerja pelayanan Angkutan Lebaran tahun ini.
“Dengan pengalaman empiris tahun sebelumnya, kami telah mengidentifikasi sejumlah titik krusial yang berpotensi terjadi masalah jika tidak ditangani dengan baik,” ujarnya.
Adapun sejumlah hal penting yang telah diidentifikasi diantaranya yaitu:
1. Jalur tol Jakarta ke arah Jawa tengah, dimana tol Cipali menjadi titik krusial di arus mudik maupun balik. Untuk itu, koordinasi intensif dilakukan dengan Korlantas Polri.
“Kami yang membuat regulasi, tetapi penerapan rekayasa lalu lintas, maupun pengawasan dan penindakan dilakukan oleh Korlantas Polri, baik berupa contraflow, one way, dan rekayasa lainnya. Selain itu, penambahan rest area di jalur tol dari Jakarta ke arah timur juga perlu dilakukan, karena jumlahnya dinilai kurang,” tutur Menhub.
Baca Juga: KAI Buka Penjualan Tiket Angkutan Lebaran Mulai 26 Februari
2. Di Pelabuhan Penyeberangan Merak yang pada penyelenggaraan angkutan Lebaran tahun lalu sempat terjadi kepadatan.
“Sekarang sudah kami siapkan tambahan pelabuhan penyeberangan untuk mengalihkan kepadatan di Merak dan Bakauheni. Di Merak ada Pelabuhan Ciwandan dan di Sumatera kita siapkan Pelabuhan Panjang. Kita harapkan kepadatan di Merak-Bakauheni bisa terpecah,” kata Menhub.
3. Terkait konektivitas udara yang diprediksi akan terjadi kepadatan di sejumlah bandara yakni: Bali, Makassar, Surabaya, dan Medan.
“Kami sudah berkoordinasi dengan maskapai untuk menggunakan pesawat berukuran besar (wide body) yang sekali angkut bisa 400 orang dan meningkatkan jam operasional pesawat dari biasanya 12 jam menjadi 18 jam sehingga rotasi pesawat bisa maksimal. Kami juga berkoordinasi dengan operator bandara untuk meningkatkan jam operasional bandara,” ucap Menhub.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News