Reporter: Noverius Laoli | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Salah satu poin penting pertemuan bilateral antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Perdana Menteri Australia Tony Abbott adalah kesepakatan untuk meningkatkan nilai perdagangan kedua negara menjadi US$ 15 miliar pada tahun 2014 mendatang. Nilai perdagangan tersebut lebih tinggi dari tahun 2012 lalu sebesar US$ 10 miliar lebih.
Presiden SBY mengatakan Australia menjadi negara investor nomor sembilan terbesar investasinya di Indonesia saat ini. Adapun lonjakan investasi dari tahun 2011-2012 sekitar 700%. Sebagai gambaran, pada tahun 2011 nilai investasi Australia kurang dari US$ 100 juta, sementara tahun 2012 meningkat menjadi lebih dari US$ 700 juta.
"Di bidang perdagangan, toal perdagangan saat ini mencapai US$ 10 miliar lebih dan kami menargetkan menjadi US$ 15 miliar di tahun-tahun mendatang," terang SBY dalam konferensi pers bersama Abbott di Istana Merdeka, Senin (30/9).
Presiden membeberkan bahwa peningkatan nilai perdagangan dengan negara Kanguru tersebut diharapkan bisa membawa manfaat bagi kedua negara. Kedua kepala pemerintahan juga membicarakan soal pariwisata, penddikan peole to people contact, transportasi udara, pembangunan di daerah dan daerah bagian Timur Indonesia.
Pada kesempatan itu, SBY juga meminta Australia sebagai negara maju bekerjasama dengan Indonesia yang ekonominya tengah mengalami perlambatan pertumbuhan akibat resesi global. "Perlu ada kolaborasi dan kerjasama yang baik antara negara maju dan emerging market," imbuhnya.
Karena itu, Presiden mengajak Australia meningkatkan ekonomi kedua negara dengan cara bersama-sama mengatasi resesi ekonomi global dengan meningkatkan kerjasama dengan Indonesia di berbagai bidang. Atas ajakan tersebut, PM Abbott mengatakan Australia siap meningkatkan kerjasama yang lebih besar lagi dengan Indonesia di tahun-tahun yang akan datang. Sebab, Ekonomi Indonesia dari tahu ke tahun mengalami pertumbuhan yang baik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News