Sumber: Kompas.com | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Seiring gencarnya normalisasi sungai, sebanyak 140 situ di wilayah Jabodetabek juga akan dinormalisasi oleh pemerintah pusat. Langkah tersebut diharapkan menunjang target pengurangan kawasan banjir hingga 75% pada tahun 2016 tercapai.
Saat ini, pengurangan banjir baru mencapai 40 persen dengan adanya Kanal Timur.
Dalam acara Obrolan Pekerjaan Umum, Upaya Pengendalian Banjir di DKI Jakarta dan Sekitarnya, Senin (10/11), Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane Teuku Iskandar menyampaikan, total ada 183 situ di Jabodetabek. Semua situ tersebut telah diokupasi warga pada bagian bantaran.
Salah satu situ yang akan dinormalisasi adalah Situ Sasak di Pamulang, Tangerang Selatan. Situ ini telah memperoleh perluasan area sampai 1 hektar atas bantuan Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany.
Normalisasi juga dilakukan di Situ Cimanggis di Depok dan Situ Lebak Wangi di Bogor.
Menurut Iskandar, seperti normalisasi sungai, normalisasi situ membutuhkan peran serta pemerintah daerah setempat untuk pembebasan lahan.
”Selama ini, agak sulit untuk penataan situ karena sebagian besar telah diokupasi warga. Peran pemerintah setempat sangat dibutuhkan untuk membebaskan lahan situ yang telanjur diokupasi warga,” ujarnya.
Sementara itu, penyodetan Kali Ciliwung untuk mengatasi banjir di hilir mulai memasuki tahap pengeboran di sisi outlet di Cipinang Besar Selatan, yang jadi tempat keluarnya air dari Kali Ciliwung ke Kali Cipinang.
Tahapan ini dikerjakan mulai Desember mendatang. Panjang pengeboran mencapai 650 meter, hingga menjangkau titik arriving shaft atau tempat pengangkatan mata bor di Jalan Otista 3.
Adapun pengeboran di titik inlet, tempat masuknya aliran Kali Ciliwung di Bidaracina, Kampung Melayu, masih dalam proses pembebasan lahan karena area itu dipadati hunian warga.
Iskandar menyampaikan, normalisasi sungai di Kali Pesanggrahan, Angke, dan Sunter masih berjalan. Saat ini sedang dilakukan pengerukan di Kali Pesanggrahan di ruas Jalan Hasyim Ashari untuk mengurangi potensi banjir di kawasan Ciledug.
Normalisasi Kali Ciliwung pun mulai dikerjakan di area yang telah dibebaskan.
Perhatikan warga
Danu Niryawan dari Lestari Sungaiku Network mengingatkan pemerintah agar tak mengabaikan warga yang tinggal di sepanjang sungai. Tidak semua warga di sepanjang sungai itu tinggal di bantaran. Ada warga yang tinggal di sepanjang sungai, tetapi tetap melestarikan sungai.
Warga Condet di sepanjang Kali Ciliwung, salah satunya, tetap menjaga kawasan sempadan sungai dari bangunan rumah dan menggunakannya untuk penghijauan. ”Mereka berhak tahu Kali Ciliwung akan dinormalisasi seperti apa. Jika kawasannya masih hijau, normalisasi itu tak membutuhkan beton, tetapi cukup beronjong,” katanya.
Yang terjadi, ujar Danu, pemerintahan tingkat kelurahan dan kecamatan masih minim sekali memberikan sosialisasi tata ruang kepada warga, termasuk area sempadan sungai yang harus dijaga dari okupasi permukiman.
Secara terpisah, Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara Chaidir A Makarim mengatakan, bantaran situ, sungai, danau, atau tempat air lainnya sebaiknya bebas dari permukiman warga.
Kepala Bagian Sumber Daya Alam Dinas Pekerjaan Umum Kota Tangerang Taufik Syazaeni menyebutkan, ada tiga wilayah di Kota Tangerang yang belum bebas banjir, yakni wilayah timur, barat, dan tengah. Banjir di wilayah timur terjadi di Cipondoh, Ciledug, dan Karang Tengah karena meluapnya Sungai Angke dan Cantika.
Selain itu, meluapnya Situ Cipondoh mengakibatkan Jalan Hasyim Ashari, Cipondoh, sering tergenang air. Meluapnya situ itu dan Sungai Cisadane mengakibatkan banjir di wilayah Batu Ceper dan Daan Mogot, Jakarta. (MDN/ART/PIN)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News